Jakarta (ANTARA News) - Raja Jordania Abdullah II meminta negara-negara yang tergabung dalam Kerja Sama Selatan-Selatan saling memberikan bantuan ekonomi terutama untuk negara-negara yang sedang dilanda gangguan terorisme.
"Kerja sama selatan-selatan dapat dan harus membantu negara-negara di kawasan yang ekonominya dieksploitasi oleh kelompok-kelompok teroris," ujar Raja Abdullah II dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika yang diadakan di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Rabu.
Raja Abdullah II melanjutkan negara-negara dengan kondisi perekonomian lemah sangat rawan dimasuki oleh paham-paham dan kelompok ekstremis radikal.
Karena itu, dia melanjutkan, negara-negara lain di kelompok Selatan-Selatan harus terlibat aktif menghadapi kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Caranya adalah dengan membantu menciptakan kesempatan-kesempatan baru untuk kaum muda di negara itu dan membangun sebuah landasan agar warga bisa hidup dalam suasana yang damai.
"Melalui konferensi tingkat tinggi ini dan pertemuan-pertemuan lainnya, kita bisa membentuk kerja sama dalam menciptakan jalan untuk pertumbuhan ekonomi, pembangunan dan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.
Raja Abdullah II pun memberikan gambaran betapa buruknya keadaan di negara kawasan Asia-Afrika. "Sepuluh besar negara penerima pengungsi dari seluruh dunia adalah negara di Asia Afrika, dimana Jordania adalah penerima terbesar ketiga," tuturnya.
Dia melanjutkan bahwa negaranya menerima sekitar 1,4 juta jiwa pengungsi yang melarikan diri dari konflik yang terjadi Suriah.
Sementara pada Rabu (22/4), hari keempat penyelenggaraan Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), diadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara para kepala negara dan kepala pemerintahan Asia-Afrika, yang berlangsung dari pukul 09.15 WIB-17.30 WIB.
Acara yang dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo itu dihadiri oleh puluhan pemimpin negara maupun pemerintahan seperti Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping, Raja Swaziland Mswati III, Perdana Menteri Palestina Rami Al Hamdallah, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Raja Jordania Abdullah II, Presiden Iran Hassan Rouhani dan PM Thailand Jenderal Prayut Chan O Cha.
Pewarta: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015