Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat sebesar 13 poin menjadi Rp12.942 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.955 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa setelah mengalami tekanan cukup dalam pada hari sebelumnya (Selasa, 21/4), rupiah berbalik arah ke area positif meski masih dalam kisaran yang terbatas.
"Faktor teknikal menjadi salah satu pendorong nilai tukar rupiah bergerak menguat," katanya.
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar uang sedang menanti laporan data produk domestik bruto (PDB) Indonesia untuk periode kuartal I 2015. Diharapkan data ekonomi itu mencatatkan hasil yang positif.
Di sisi lain, ia juga mengharapkan bahwa adanya pertemuan Forum Ekonomi Dunia atau "World Economic Forum (WEF) dan Konferensi Asia Afrika (KAA) dapat membawa pengaruh positif pada mata uang rupiah.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa meski menguat, namun kondisi rupiah masih rentan terhadap tekanan di tengah ekspektasi sebagian pelaku pasar uang terhadap perekonomian Indonesia akan bergerak melambat pada tahun ini.
Menurut dia, salah satu penahan laju ekonomi domestik yakni masih tingginya tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), beberapa negara sudah memangkas suku bunganya dalam rangka mendorong ekonominya, diharapkan Bank Indonesia juga melakukan langkah sama agar ekonomi Indonesia terus berekspansi.
"BI rate di level 7,75 persen dinilai cukup tinggi sehingga dapat menahan laju ekonomi domestik," katanya.
Menurut dia, jika BI tidak memangkas suku bunga maka inflasi harus dapat lebih dikendalikan, dengan demikian pemerintah harus menjaga harga bahan pokok di dalam negeri agar tidak terjadi lonjakan.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015