Malang (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf menyatakan permasalahan dan konflik persepakbolaan di Tanah Air cukup diselesaikan oleh pihak-pihak yang memiliki otoritas saja agar prosesnya cepat selesai.
"Permasalahan sepak bola di Indonesia, cukup diselesaikan oleh pihak yang punya otoritas saja, sedangkan pendukung atau suporter tidak perlu ikut campur dengan urusan itu, apalagi kalau sampai dukung mendukung pada pihak yang terlibat dalam konflik," kata Syaifullah Yusuf yang akrab dipanggil Gus Ipul tersebut di Malang, Selasa.
Selain itu, lanjutnya, masyarakat, baik yang mencintai bola atau tidak jangan sampai larut dalam konflik. Harapannya permasalahan sepak bola di Tanah Air segera tuntas dan kompetisi segera bergulir kembali, baik kompetisi Liga Super Indonesia (LSI), Divisi utama, Divisi I maupun turnamen sepak bola lainnya.
Ia mengakui konflik sepak bola akan berdampak pada eksistensi klub, khususnya di Jawa Timur. Apalagi, Jatim merupakan salah satu basis sepak bola di Indonesia dengan suporter yang fanatik.
"Jatim ini punya banyak klub sepak bola profesional dan cukup punya nama, seperti Arema, Persebaya, Persela, Persibo, dan Persik Kediri. Jika kompetisi terhenti karena adanya konflik, itu sangat disayangkan karena akan banyak pihak yang dirugikan, terutama klub," ujarnya.
Menurut rencana, kompetisi LSI 2015 bakal digelar kembali setelah konferensi luar biasa (KLB) PSSI di Surabaya tuntas. Setelah kompetisi dihentikan, rencananya akan digelar kembali mulai Sabtu (25/4) dengan jadwal yang baru.
Sebelum kompetisi benar-benar dihentikan karena adanya konflik antara PSSI dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Arema dijadwalkan dijamu Mitra Kukar (12/4) dan Pusamania Borneo (15/4). namun, setelah ada jadwal baru, Arema bakal menjamu PBR di Stadion Kanjuruhan Kepanjen pada Sabtu (25/4).
Bahkan, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema, Abdul Haris, mengaku pihaknya sudah mengirim surat izin kepada kepolisian untuk menggelar pertandingan antara Arema melawan Pelita Bandung Raya (PBR). "Hari ini Panpel mengirim surat kepada Polres Malang dan Polda Jatim," kata Abdul Haris.
Ia mengatakan permohonan surat izin pertandingan merupakan rangkaian prosedur yang harus dilalui menurut peraturan perundangan. "Kita sudah berlaku sesuai proses, namun kalau kita nanti tidak diizinkan pertandingan tetap jalan karena seperti kemarin, kita tidak ada izin, tapi polisi tetap mengamankannya," katanya.
Sebagai tim profesional, Panpel Arema berharap kepolisian memberikan izin agar proses administrasi berjalan seperti layaknya pertandingan normal. "Kita berharap pihak kepolisian memberikan izin dan peratndingan tetap bisa digelar sesuai jadwal yang ditetapkan," ujarnya.
Harga tiket yang dipatok Panpel untuk peratndingan Arema menjamu PBR sebesar Rp30 ribu (ekonomi), VIP Rp100 ribu, VVIP Rp125 ribu dan VVVIP Rp150 ribu.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015