"Pulau Tikus harus diselamatkan, jangan sampai hilang karena abrasi. Termasuk terumbu karangnya harus dilestarikan," kata Gubernur saat menerima perwakilan anggota Forum Pemuda Peduli Bengkulu (FPPB) yang berencana melakukan transplantasi terumbu karang Pulau Tikus di Gedung Daerah, Selasa.
Gubernur mengatakan pengelolaan Pulau Tikus berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (DKP).
Pemerintah daerah, menurutnya, sudah mengirim surat ke kementerian itu tentang pelestarian pulau tak berpenghuni tersebut.
"Tapi sampai saat ini belum ada tanggapan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tentang surat kami tentang pengelolaan Pulau Tikus," tambah dia.
Gubernur juga mendukung rencana FPPB melakukan transplantasi atau pencangkokan terumbu karang di sekitar perairan Pulau Tikus untuk merehabilitasi ekosistem terumbu karang di wilayah itu.
Selain penyelamatan terumbu karang, daratan pulau tersebut menurut Gubernur juga perlu diperluas, sebab saat ini kondisinya terus menyusut, dari 2 hektare menjadi 0,8 hektare akibat abrasi.
Sejumlah aktivis lingkungan dan mahasiswa yang bergabung dalam Forum Pemuda Peduli Bengkulu (FPPB) berencana merehabilitasi terumbu karang Pulau Tikus sebagai bagian aksi peringatan Hari Bumi 2015.
"Kami melakukan transplantasi atau pencangkokan terumbu karang untuk merehabilitasi terumbu karang di perairan pulau itu," kata Koordinator FPPB, Feri Vandalis.
Ia mengatakan transplantasi terumbu karang tersebut akan dilakukan sejumlah penyelam dari Rafflesia Bengkulu Diving Club (RBDC) pada Rabu (22/4) bertepatan dengan peringatan Hari Bumi.
Feri mengatakan kerusakan terumbu karang menjadi perhatian para aktivis lingkungan dalam memperingati Hari Bumi 2015 karena sejumlah fungsi strategis yang dimiliki pulau itu.
"Pulau Tikus merupakan benteng terakhir Bengkulu dari ancaman bencana tsunami," kata dia.
Selain itu Pulau Tikus yang ditopang karang seluas 200 hektare juga menjadi tempat berlindung nelayan saat cuaca buruk dan merupakan habitat berkembang biak biota laut.
Transplantasi atau pencangkokan terumbu karang, kata dia, untuk merehabilitasi terumbu karang di kawasan perairan itu.
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015