Pameran ini untuk mempromosikan produk unggulan batu mulia asal Indonesia yang memiliki ragam dan tekstur yang berbeda dari setiap daerah...Jakarta (ANTARA News) - Nilai transaksi pameran batu akik bertema "Demam Batu" yang digelar Kementerian Perindustrian pada 21-24 April 2015 di Plasa Kemenperin diprediksi mencapai Rp2 miliar.
"Kami prediksi angkanya bisa dua kali lipat dari nilai transaksi pameran yang pernah diselenggarakan di Plasa Kemenperin. Pameran Dekranas itu yang tertinggi, yakni Rp1 miliar. Jadi, bisa Rp2 miliar," kata Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah di Jakarta, Selasa.
Euis mengatakan, pengunjung pameran "Demam Batu" ini pun diprediksi lima kali lipat lebih banyak dari pameran yang biasa digelar oleh Kemenperin selama empat hari, yakni 1.500 pengunjung.
Menurut Euis, jumlah pengunjung pada pameran batu ini bisa mencapai 4.500 orang sepanjang empat hari digelarnya pameran, karena animo masyarakat yang tinggi.
"Biasanya, kalau ada pameran di Kemenperin, yang menanyakan hanya satu dua orang saja. Tapi, ketika saya informasikan ada pameran batu akik, banyak sekali yang menghubungi saya untuk menanyakannya," ujar Euis.
Euis mengatakan jenis batu yang terdapat pada pameran tersebut antara lain jenis batu Kalimantan yaitu Kecubung, King Safir, Red Borneo.
Selain itu, terdapat batu dari Banten yaitu Black Opal, Kalimaya; dari Maluku Utara yaitu Bacan Doko, Bacan Obi dan Bacan Palamea.
"Pameran ini untuk mempromosikan produk unggulan batu mulia asal Indonesia yang memiliki ragam dan tekstur yang berbeda dari setiap daerah mulai dari Nusa Tenggara, Kalimantan, Sumatera, Bengkulu, Aceh, Maluku Utara dan berbagai daerah," ujar Euis.
Euis menambahkan, pada pameran yang diikuti 50 peserta itu, terdapat rangkaian kegiatan lainnya terkait dunia perbatuan, yakni talkshow, kontes batu mulia dan sertifikasi batu.
Adapun jenis batu mulia yang akan diikutsertakan pada kontes batu tersebut adalah produk unggulan dari setiap provinsi, yakni jenis bacan, safir, ruby, kalimaya, akik dan jenis batu mulia lainnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015