....stabilitas itu dua ancamannya, internal dan eksternal

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan ancaman stabilitas negara dan kawasan bisa saling mempengaruhi di era globalisasi saat ini sehingga semua pihak harus saling bekerjasama untuk menangani ancaman stabilitas baik yang berasal dari internal maupun ekternal.

"Ya bisa, stabilitas itu dua ancamannya, internal dan eksternal," kata Presiden Joko Widodo dalam wawancara khusus dengan Antara di Istana Merdeka Jakarta, Senin (20/4).

Presiden mengatakan potensi ancaman internal dan eksternal harus sama-sama ditangani karena bila sebuah negara secara internal aman, namun stabilitas kawasannya bergejolak maka juga akan memberikan pengaruh pada negara tersebut, termasuk dari sisi ekonomi.

"Saya kira dua-duanya. Sekarang ini kan dengan posisi bebas ini kan dua-duanya bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sebuah negara, sebagus apapun sebuah negara kalau stabilitas eksternalnya terguncang juga akan terganggu," kata Kepala Negara.

Presiden Joko Widodo mengatakan salah satu ancaman di kawasan saat ini ada gerakan-gerakan radikal dan terorisme di samping peredaran narkotika.

"Saya kira banyak, stabilitas keamanan, paham-paham radikal, paham-paham ekstrimisme yang sekarang hampir semua negara mengalami dan alhamdulillah kita dilihat sebagai sebuah negara yang juga mampu mengatasi itu dengan pendekatan yang berbeda bukan hanya keamanan, tapi juga keagamaan dan budaya. Itu yang diingat oleh negara lain, Indonesia sebagai negara Islam moderat yang betul-betul tidak ada kompromi terhadap kekerasan yang berkaitan dengan terorisme dan ekstimisme," katanya.

Presiden mengatakan keberhasilan meredam gerakan-gerakan radikal di dalam negeri tidak terlepas dari bantuan semua pihak, tak hanya kerja pemerintah namun juga kerja keras ormas-ormas keagamaan nasional dan juga peran serta masyarakat.

Dengan terciptanya stabilitas di negara dan kawasan maka bukan hanya pembangunan yang bisa berlangsung dengan baik namun juga pertumbuhan ekonomi secara luas juga bisa terjadi dan saling menguntungkan di antara negara-negar di kawasan.

Pada Selasa (21/4) Presiden Joko Widodo membuka Asian African Bussiness Summit di Jakarta Convention Centre yang merupakan bagian dari rangkaian pertemuan dalam rangka Peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika.

Presiden Joko Widodo pada Rabu (22/4) juga dijadwalkan membuka dan memberikan sambutan dalam KTT Asia Afrika di Jakarta yang dihadiri oleh 34 kepala negara dan kepala pemerintahan serta delegasi-delegasi dari negara Asia Afrika lainnya.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015