Kemarin PSV mengalahkan Heerenveen 4-1 di kandangnya yang sekaligus melampaui peringkat dua Ajax Amsterdam dan memastikan menjadi juara setelah terakhir mereka meraihnya pada 2008.
Prestasi ini mengakhiri enam musim sebelumnya tanpa sukses dan memicu perayaan besar di Eindhoven Minggu sehingga bisa memproklamasikan diri sebagai ibu kota sepak bola Belanda setelah menyabet gelar juara liga yang ke-22 kalinya.
Sukses yang ditempuh oleh skuat muda kurang berpengalaman ini dirayakan dengan meriah karena mengakhiri priode panjang tak pernah meraih prestasi yang dirasakan klub ini.
"PSV telah menyingkirkan frustasi," kata laman surat kabar Algemeen Dagblad, sedangkan koran De Volkskrant menyebut "ada kelegaan besar setelah tujuh tahun paceklik".
Pelatih PSV Phillip Cocu mengotaki sukses ini dalam kurang dari dua tahun setelah menawarkan perubahan yang berani. Pada awal musim lalu dia mengadopsi kebijakan menggunakan sebanyak mungkin pemain muda.
Hasilnya PSV finis dalam posisi lebih baik musim lalu kendati pada bulan-bulan terakhir Cocu harus menjalani operasi tumor. Sang manajer kembali ke klub pada persiapan pramusim lalu dan sejak itu PSV tak pernah lagi menengok ke belakang.
"Kami menghadapi kekecewaan pada musim pertama namun kami juga bersandar ke kekecewaan itu. Para pemain muda telah belajar apa arti main untuk PSV, untuk merasakan tekanan. Musim lalu kami telah membangun fondasi untuk gelar juara ini," kata Cocu yang berusia 44 tahun seperti dikutip Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015