Jakarta (ANTARA News) - Wapres Jusuf Kalla mengatakan minggu ini pemerintah mulai mengimpor beras sebanyak 200 ribu ton untuk menjaga stok pangan nasional yang berkurang akibat operasi pasar dan pembagian beras bagi masyarakat miskin (raskin). "Impor ini mulai minggu ini," kata Wapres Jusuf Kalla saat memberikan keterangan pers mendadak di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis. Menurut Wapres, untuk tahap pertama impor beras kali ini akan dilakukan sebanyak 200 ribu ton. Hal itu sesuai dengan kebutuhan untuk Operasi Pasar dan pembagian jatah Raskin. Wapres juga mengatakan bahwa sesuai Instruksi Presiden pembagian jatah Raskin yang semula akan dilakukan bulan Januari 2007 akan dipercepat pada akhir bulan Desember 2006 ini. "Impor beras nasional ini hanya untuk mengisi stok yang kosong dan bisa saja nanti dihentikan," kata Wapres. Dari hitungan yang ada stok beras nasioal berkurang sekitar 200 hingga 250 ribu ton per bulan sesuai yang digunakan untuk kebutuhan Operasi Pasar dan pembagian Raskin. Operasi Pasar pekan ini lakukan besar-besaran oleh pemerintah untuk menurunkan harga beras yang sempat melonjak di beberapa daerah. Ketika ditanyakan apakah pemerintah sudah mendapatkan persetujuan dari DPR untuk impor beras ini, Wapres mengatakan untuk impor beras kali ini tidak menggunakan dana dari APBN, tetapi menggunakan dana pinjaman dari perbankan. "Impor ini tak memakai APBN, tak pakai anggaran, maka tak perlu minta persetujuan DPR," kata Wapres. Namun Wapres tidak menyebutkan berapa besar dana yang dibutuhkan untuk impor beras tersebut. Wapres berulang kali mengatakan bahwa berapa pun kebutuhan beras unuk ketahanan pangan nasional pemerintah akan menjaminnya sampai dengan panen bulan Maret ini. "Sekali lagi, impor (beras) ini tak mengorbankan daya tahan pangan nasional," kata Wapres. Berulang kali Wapres juga menegaskan bahwa impor beras hanya akan digunakan untuk mengisi stok yang kosong, sehingga hanya tergantung kebutuhan yang diperlukan. Sebelumnya pro kontra mengenai impor beras mengemuka di masyarakat. Sebagian masyarakat menolak impor beras karena dinilai akan merugikan petani. Namun pemerintah bersikukuh akan mengimpor beras untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan menjaga stabilitas harga beras ditingkat konsumen. (*)
Copyright © ANTARA 2006