Ketua Umum PAN (Zulkifli Hasan) sebenarnya keberatan dengan `saweran` ini, namun semangat kader tidak bisa dibendung dan dana yang terkumpul senilai kurang lebih Rp1 miliar,"

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum PAN Mulfachri Harahap mengatakan kader partainya sepakat "saweran" atau sumbangan untuk membeli tempat sebagai Kantor DPP PAN dengan total saat ini senilai Rp1,1 miliar dari penyumbang sebanyak 267 kader.

"Ketua Umum PAN (Zulkifli Hasan) sebenarnya keberatan dengan saweran ini, namun semangat kader tidak bisa dibendung dan dana yang terkumpul senilai kurang lebih Rp1 miliar," kata Mulfachri di Ruang Rapat Fraksi PAN di DPR RI, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, pengumpulan dana tersebut merupakan momentum bagi PAN untuk melakukan konsolidasi dengan keterlibatan secara massif para kader.

Dia mengatakan, pengumpulan dana itu akan dilaporkan secara transparan dan akuntabel sehingga tidak terjadi tindak korupsi.

"Lokasi sedang kami cari, bisa membangun gedung baru atau mencari tempat yang sudah jadi. PAN bukan partai yang berlebih sehingga kami mencari tempat yang sesuai kemampuan," ujarnya.

Dia menegaskan, pengumpulan dana itu bukan instruksi dari DPP PAN namun inisiatif kader yang merasa memiliki partai. Sumbangan kader PAN itu bervariasi, dari senilai Rp100.000 hingga Rp200.000.

"Kami berdoa agar bisa memiliki kantor baru yang permanen, kepemilikan atas nama partai sehingga siapapun ketua umumnya bisa menempati," katanya.

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, DPP PAN telah mendapatkan surat permohonan pengosongan Kantor DPP PAN di Jalan TB Simatupang pada akhir April 2015.

Menurut dia, gedung tersebut akan dipergunakan untuk aktivitas bisnis sehingga DPP PAN harus mencari tempat baru sebagai kantor tetap.

"Kami berusaha mencari tempat yang akan menjadi rumah PAN yang baru dan melihat kondisi ini secara spontan kader untuk urunan membantu pembelian kantor DPP PAN," katanya.

Dia menegaskan, pengumpulan dana itu merupakan gerakan informal, spontanitas dan soliditas kader untuk membeli gedung baru.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015