Insiden ini membuka mata kita bahwa pers dalam ancaman kelompok anarkis,"

Surabaya (ANTARA News) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Surabaya mengecam aksi penyerangan sekelompok anggota dari organisasi masyarakat (ormas) ke ruang talk show milik SBO TV pada Kamis (16/4) malam.

Ketua AJI Surabaya Prasto Wardoyo, di Surabaya, Jumat, mengatakan kejadian itu menunjukkan betapa rentannya kemerdekaan pers di Indonesia.

"Insiden ini membuka mata kita bahwa pers dalam ancaman kelompok anarkis," katanya.

Menurut dia, penyerangan terhadap SBO TV bisa terjadi kepada semua media massa.

"Ini jelas bukan hanya sekadar masalah SBO TV. Ini masalah kita semua yang mengabdi lewat jalur jurnalisme," ujarnya.

Bagi masyarakat, lanjut dia, penyerangan ini juga mengancam hak-hak masyarakat untuk mendapatkan informasi.

Ketika media massa dibungkam dengan aksi kekerasan semacam ini, bisa dipastikan masyarakatlah yang paling dirugikan.

AJI Surabaya menyayangkan aksi penyerangan ini terjadi di era keterbukaan publik, di mana informasi dan kebebasan berekspresi dijamin oleh undang-undang.

"Sayang sekali, masih ada sekelompok orang yang membawa panji anarkis mencerabut kebebasan dan kemerdekaan pers," ujarnya.

Penyerbuan ini adalah bentuk dari perlawanan kelompok tertentu terhadap kebebasan pers dan melanggar UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

Seharusnya, di era seperti sekarang ini, masyarakat terutama ormas bisa memahami fungsi dan peran pers. Ada mekanisme yang mengatur bila ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.

"Pers bukan panggung segelintir orang untuk menyerang orang lain. Pers berfungsi sebagai kontrol sosial. Ketika kita melakukan fungsi itu, bukan ini (penyerbuan) jawaban bagi pers. Perselisihan pers diselesaikan melalui mekanisme pers juga," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015