Jakarta (ANTARA News) - Kementerian ESDM akan memprioritaskan pembangunan energi baru dan terbarukan dengan mengusulkan dana dalam RAPBN 2016 sebesar Rp10 triliun.
Menteri ESDM Sudirman Said dalam jumpa pers di Jakarta Jumat mengatakan, APBN 2016 tidak lagi mengacu baik jumlah maupun proporsi dengan anggaran sebelumnya.
"APBN 2016 ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Kami tidak lagi gunakan APBN lalu sebagai acuan baik jumlah maupun proporsi," ujarnya.
Menurut dia, pada 2016 Kementerian ESDM akan mengusulkan anggaran RAPBN sebesar Rp25 triliun.
"Dari Rp25 triliun tersebut, Rp10 triliun atau 40 persen di antaranya untuk energi baru. Jadi, energi baru mendapat alokasi anggaran terbesar," katanya.
Prioritas lainnya adalah produksi gas dan batubara untuk domestik melalui pengenaan kewajiban pasok domestik (domestic market obligation/DMO) yang signifikan.
Apalagi, lanjutnya, pemerintah memiliki program pembangunan pembangkit berkapasitas 35 ribu MW selama 2015-2019 yang membutuhkan batubara dan gas dalam jumlah besar.
"Prioritas lainnya adalah mendorong investor melakukan kegiatan eksplorasi dan mengajak masyarakat melakukan gerakan konservasi energi," katanya.
Dari alokasi energi baru Rp10 triliun itu, lanjutnya, konservasi energi akan mendapat porsi Rp1 triliun.
Terkait itu, Sudirman juga mengatakan, pihaknya akan mengusulkan pembentukan Ditjen Konservasi Energi kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.
Ditjen baru tersebut merupakan pecahan Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
Dengan struktur baru, maka Kementerian ESDM mempunyai delapan eselon satu yakni Ditjen Energi Baru, Ditjen Konservasi Energi, Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen Migas, Ditjen Minerba, Badan Geologi, Badan Litbang, dan Badan Diklat.
Menurut dia, konservasi merupakan hal penting.
"Kalau mayarakat mengurangi pemakaian lampu selama enam jam per hari, maka sudah menghemat pemakaian listrik sebesar 10 persen. Itu bisa diartikan menghemat BBM hingga 150 ribu barel per hari dengan asumsi pemakaian 1,5 juta barel per hari," ujarnya.
Sudirman mengatakan, selain konservasi, dana Rp10 triliun sebagian besar akan dialokasikan untuk melistriki wilayah terpencil dan perbatasan dengan energi setempat seperti surya dan air.
"Jadi, prioritas pembangunan energi baru disesuaikan dengan kondisi setempat," katanya.
Lalu, memberi stimulus ke BUMN untuk investasi energi baru seperti halnya pembangunan jaringan gas kota.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015