Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak menguat sebesar 50 poin menjadi Rp12.855 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.905 per dolar AS.
"Mata uang lokal Indonesia merangkak naik masih dipicu dari data neraca perdagangan Indonesia yang membukukan surplus," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, surplus perdagangan Indonesia untuk periode Maret 2015 sebesar 1,13 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan prediksi beberapa kalangan analis yang sebesar 589 juta dolar AS.
Saat ini, lanjut dia, sentimen untuk dolar AS masih minim akibat data ekonomi Amerika Serikat yang kurang impresif salah satunya data produksi industri disana yang menurun lebih rendah dari ekspektasi sehingga meredam kenaikan suku bunga di bulan Juni mendatang oleh bank sentral AS (Federal Reserve).
"Peluang the Fed menaikkan suku bunga menjadi memudar di tengah data-data AS yang masih melambat," katanya.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa sentimen domestik masih menjadi faktor utama penguatan mata uang rupiah pada akhir pekan ini (Jumat, 17/4).
Ia mengharapkan bahwa dengan positifnya data ekonomi makro domestik dapat meminimalisir risiko eksternal, sejauh ini beberapa kebijakan Bank Indonesia (BI) relatif baik dalam menjaga kurs domestik," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (17/4) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.863 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (16/4) di posisi Rp12.838 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015