Nizar menyebutkan, peningkatan dan pengetatan pengamanan bandara sangat diperlukan sehingga tidak didengar lagi adanya ancaman seperti yang dialami oleh maskapai penerbangan Batik Air
"Apalagi pada 21-23 April, Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA)," kata Nizar di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.
Terkait dengan ancaman bom yang diterima Batik Air, politisi Partai Gerindra itu menyebutkan, kewaspadaan di bandara-bandara harus ditingkatkan meski pesawat berpenumpang 122 orang tersebut dinyatakan clear setelah mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
"Saya mengimbau agar otoritas bandara memperketat standar pengamanan di wilayah otoritas bandara. Karena sesuai norma hukum yang ada di undang-undang, berbagai potensi ancaman harus diantisipasi," katanya.
Dia meminta pihak Angkasa Pura maupun aparat keamanan yang bertugas di bandara menjadikan teror bom ini sebagai peringatan dini.
"Ini kejadian yang sangat serius yang harus di waspadai. Sudah pasti nomor SMS yang mengirim pesan ke petugas ATC Ambon dapat diketahui di mana lokasinya. Kami minta kepolisian dapat segera menangkap pelaku teror yang meresahkan dan mengancam jiwa masyarakat," kata Nizar.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015