Jakarta (ANTARA News) - Kasad Jenderal Djoko Santoso mengatakan secara tegas bahwa TNI akan terus mengusut insiden bentrokan bersenjata antara aparat TNI dan Polri di Atambua dua pekan silam. "Kami akan terus usut agar insiden ini tidak berulang, apalagi sampai menimbulkan korban tewas," katanya, di Solo, Rabu. Ditemui di sela-sela rangkaian peringatan puncak Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2006, ia mengatakan pihaknya terus melakukan penyidikan dengan meminta keterangan dari beberapa anggota TNI yang diduga terlibat dalam bentrokan itu. "Jumlah pastinya saya tidak tahu, tapi yang jelas kami telah memintai keterangan dari sejumlah anggota TNI yang diduga terlibat. Semua dilakukan oleh Korem setempat," ujarnya. Ia menambahkan situasi di Atambua saat ini telah benar-benar pulih dan kondusif. "Kedua pihak, baik TNI maupun Polri, telah sepakat untuk menuntaskan kasus tersebut, dan hubungan kami tetap berjalan dengan baik," tambahnya. Djoko mengatakan pihaknya akan mengintensifkan pembinaan prajurit agar perkelahian dan bentrokan, baik antar sesama anggota TNI maupun dengan aparat Polri, dapat diminimalkan. Bentrokan antara aparat TNI AD dengan jajaran Polres Belu pada Minggu (10/11) dini hari mengakibatkan seorang prajurit TNI AD tewas dan dua lainnya luka berat. Korban tewas itu adalah Prajurit Dua Andik Sidiharto, anggota Yonif 744. Tubuhnya tertembus peluru dari ketiak sebelah kiri hingga ke sisi kanan badannya. Sedang korban luka tembak adalah Prajurit Dua Bambang dan Sersan Dua Heru dimana keduanya juga sama-sama anggota Batalion Infantri 744/ Yudawirasakti yang bermarkas di kawasan Tobir, sekitar 10 km arah selatan Kota Atambua.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006