Pada pemerintahan saat ini dua saudagar menduduki jabatan presiden dan wakil presiden,"
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris menilai pemerintahan saat ini merupakan puncak keberhasilan dari saudagar di pemerintahan.
"Pada pemerintahan saat ini dua saudagar menduduki jabatan presiden dan wakil presiden," kata Fahmi Idris pada peluncuran dua buku karyanya di Jakarta, Kamis malam.
Dua saudagar yang dimaksudkan Fahmi Idris berada di puncak pemerintahan adalah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sementara kedua buku tersebut adalah, "Saudagar dalam Lintasan Sejarah Politik Indonesia" serta "Konflik Interpretasi Konstitusi".
Hadir pada peluncuran buku tersebut antara lain, Wakil Presiden Jusuf Kalla sekaligus menyampaikan pidato membuka peluncuran buku.
Kemudian, Ketua DPD RI Irman Gusman, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursidan Baldan.
Hadir juga sejumlah mantan menteri pada era Orde Baru dan era reformasi seperti, mantan Menko Ekuin Ginanjar Kartasasmita, mantan Menaker Abdul Latif, mantan Menteri Kehakiman Oetojo Oesman, dan mantan Menhankam/Pangab Jenderal (Purn) Wiranto yang juga Ketua Umum Partai Hanura.
Ia menjelaskan, kedua buku tersebut sudah ditulisnya sejak lama yakni sejak awal orde reformasi.
"Kalau saat itu situasinya lancar, saya merencanakan akan meluncurkan kedua buku ini pada tahun 2000," katanya.
Namun, perkembangan politik pada awal reformasi terjadi dinamika yang tinggi, yakni pada pemerintahan Presiden BJ Habibie, Presiden KH Abdurrahman Wahid hingga Presiden Megawati Soekarnoputri, maka terjadi banyak kendala.
Apalagi, kata dia, ditambah kondisi kesehatan dirinya yang turut mengalami dinamika, sehingga penulisan kedua buku itu mengalami banyak kendala.
"Akhirnya baru dapat diluncurkan pada malam ini," katanya.
Fahmi menjelaskan, buku "Saudagar dalam Lintasan Sejarah Politik Indonesia" isinya menjelaskan perpaduan antara dunia politik dan bisnis.
Menurut Fahmi, buku ini merupakan hasil observasinya bahwa realita dalam kontestasi menduduki jabatan politik, kaum saudagar memiliki peluang lebih besar daripada kaum lainnya yang tidak memiliki kemampuan finansial.
Sementara itu, buku "Konflik Interpretasi Konstitusi" ditulisnya pada awal reformasi karena adanya dinamika politik yang sangat tinggi.
"Namun, naskah buku ini sempat tersimpan lama, karena pada saat itu, saya kemudian tertarik untuk menulis buku soal saudagar," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015