Hasil Survei konsumen BI pada bulan Maret lalu memperlihatkan keyakinan konsumen di Jawa Tengah melemah dibandingkan bulan sebelumnya namun masih berada pada level optimis,"

Semarang (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY menilai keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini melemah.

"Hasil Survei konsumen BI pada bulan Maret lalu memperlihatkan keyakinan konsumen di Jawa Tengah melemah dibandingkan bulan sebelumnya namun masih berada pada level optimis," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir di Semarang, Kamis.

Menurutnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Jateng pada bulan yang sama tercatat sebesar 125,0 atau turun 4,1 poin dibandingkan indeks bulan sebelumnya.

Meski melemah akibat dampak kenaikan BBM bersubsidi pada awal Maret, tingkat keyakinan konsumen tersebut masih lebih baik dibandingkan kondisi Desember 2014 dengan IKK sebesar 123,9 yaitus pascakenaikan BBM pada November 2014.

Dari empat kota yang disurvei, penurunan IKK terjadi pada tiga kota yang disurvei yaitu Kota Solo mencatat penurunan IKK sebesar 10,5 poin, kota Tegal mencatat penurunan sebesar 3,8 poin, disusul kota Semarang yang mencatat penurunan sebesar 2,3 poin. Dari data tersebut, hanya Kota Purwokerto mencatat kenaikan IKK sebesar 2,3 poin.

Menurunnya optimisme tersebut didorong oleh melemahnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan kondisi ekonomi enam bulan mendatang yang tercermin dalam Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).

IKE tercatat 117,9 pada Maret atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 121,1. Hal serupa juga terjadi pada IEK yang melemah dari 137,0 pada Februari menjadi 132,0.

Konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga akan meningkat pada bulan Juni mendatang, hal tersebut tercermin dari kenaikan indeks ekspektasi harga tiga bulan mendatang sebesar 15,5 poin menjadi 173,6.

"Menurut perkiraan responden, peningkatan tekanan kenaikan harga terjadi pada seluruh kelompok komoditas dengan peningkatan terbesar pada kelompok perumahan, listrik, gas, dan bahan bakar," katanya.

Dari hasil survei, responden memperkirakan kenaikan harga akan terjadi pada enam bulan mendatang atau pada bulan September sebesar 5,5 poin menjadi 180,2 seiring meningkatnya permintaan pada Hari Raya Idul Adha.

Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015