Saya menantang, tunjukan satu saja negara di ASEAN yang lebih murah (biaya hajinya) dari Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memastikan bahwa Biaya Penyelenggaran Ibadah Haji (BPIH) Indonesia adalah yang termurah di ASEAN.

“Saya menantang, tunjukan satu saja negara di ASEAN yang lebih murah (biaya hajinya) dari Indonesia,” tegas Menag seperti dikutip laman kemenag.go.id, Rabu (15/4) malam.

Kementerian Agama saat ini sedang membahas Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1436H/2015M dengan Panitia Kerja (Panja) DPR. Menag Lukman Hakim Saifuddin berharap BPIH ini sudah bisa disepakati bersama pada akhir April ini.

Menurut Menag, biaya haji Malaysia sekitar 4.000an dolar AS. Singapura bahkan lebih mahal, mencapai lebih dari 6.000 dolar AS. Sementara Indonesia, rata-rata BPIH tahun lalu adalah 3.219 dolar AS. Sekarang bahkan oleh Menag dipastikan akan turun. “Kita berharap di bawah 3.000 dolar AS. Mudah-mudahan bisa dicapai,” jelas Menag.

Soal fasilitas yang diberikan kepada jamaah, Menag menegaskan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang memberikan living cost (biaya hidup) sekitar 400 dolar AS kepada jamaah. Biaya hidup 400 dolar itu sudah termasuk dalam total biaya 3.219 dolar AS tersebut.

“Tidak ada satu pun negara yang menerapkan kebijakan itu,” kata Menag.

“Saya pikir tidak benar kalau kita itu mahal,” tambah Menag.

Ditanya kenapa di Mina masih ada sebagian jamaah Indonesia yang menempati tenda dengan jarak cukup jauh dari Jamarat, Menag menjelaskan, yang menentukan penempatan itu adalah muassasah.

Menag mengaku sudah meminta kepada pihak muassasah agar jamaah Indonesia bisa ditempatkan pada tenda yang lebih dekat dengan Jamarat. Namun mereka beralasan bahwa jamaah Indonesia sangat banyak sehingga tidak mungkin semuanya bisa ditempatkan berdekatan.

“Karena banyaknya, kita tidak bisa semuanya dekat. Tapi kita terus berupaya karena kita seharusnya punya posisi tawar yang lebih dibanding negara lain,” pungkasnya.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015