Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah mengatakan BI tidak akan melakukan perubahan kebijakan apapun terkait kebijakan Bank of Thailand (BoT) yang membatasi arus keluar mata uang asing. "Di sisi regulasi kita tidak akan melakukan perubahan apapun. Kita akan tetap konsisten dengan kebijakan devisa bebas, kebijakan kurs mengambang dan kita merasa cukup dengan kebijakan moneter sesuai PBI 7 Nomor 14 yang mengatur masalah terkait spekulasi," kata Burhanuddin di Jakarta, Rabu. Kebijakan BoT tersebut mewajibkan 30 persen dari mata uang asing dengan nilai lebih dari 20 ribu dolar AS harus ditanam dalam bentuk deposito tanpa bunga. Kebijakan ini untuk mengurangi spekulasi atas Baht yang mengalami apresiasi cukup tinggi. Namun akibatnya pada Selasa (19/12) bursa saham Thailand dan Asia tergoncang. Burhanuddin mengatakan kebijakan yang dikeluarkan oleh BoT memang berdampak pada perekonomian Indonesia, seperti pada pelemahan nilai tukar rupiah dan penurunan indeks bursa saham yang terjadi pada Selasa (19/12). "Tetapi itu sifatnya hanya temporer dan kita akan melihat dulu perkembangannya nanti dalam empat hari ke depan. Saya kira situasi akan kembali normal dan stabil," katanya. Ditanya apakah rupiah akan tetap di Rp9.000 per dolar AS, Burhanuddin mengatakan rupiah akan tetap stabil di sekitar Rp9.000 karena tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Ditanya lagi apakah kebijakan BoT akan berpengaruh terhadap kebijakan suku bunga di Indonesia, Burhanuddin mengatakan tidak ada pengaruhnya, karena perbedaan suku bunga di Indonesia masih cukup besar dan ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI rate) masih dimungkinkan. "Kita akan melihat kinerja inflasi kita karena pengaruh-pengaruh dari sektor riil dan harga beras. Tapi menurut saya, 'interest rate differential' (perbedaan BI rate dengan inflasi) kita masih besar dan ruangan untuk menurunkan BI rate masih dimungkinkan," katanya. Sementara itu, pada Rabu pagi, pada pra pembukaan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) dibuka naik 15,095 poin atau 0,87 persen menjadi 1.751,765. Saham yang naik 26 dan 8 stagnan dengan transaksi 16 juta saham dan nilai Rp22,813 miliar. Pada penutupan sesi pagi, IHSG naik 32,118 poin atau 1,85 persen menjadi 1.768,788 dengan volume 1,4 miliar saham senilai Rp1,059 triliun. Pada penutupan Selasa kemarin, IHSG turun 50,950 poin atau 2,85 persen menjadi 1.736,670. Volume yang diperdagangkan 4,28 miliar saham senilai Rp3,49 triliun dengan jumlah saham yang turun lebih besar dari pada yang naik yakni 166 dibanding 18, dan 53 saham tidak berubah. Sementara itu, pasar saham Thailand dibuka naik tajam pada Rabu setelah pada Selasa turun hampir 15 persen. Indeks "The Stock Exchange of Thailand" (SET) naik 36.12 poin atau 5.8 persen 658,26 pada saat pembukaan dan naik 56.98 poin atau 9,16 persen menjadi 679.12 setelah 20 menit kemudian. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu pagi, menguat tipis menjadi Rp9.113/9.115 dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.100/9.118 per dolar AS atau naik tiga poin. "Rupiah membaik setelah pekan lalu terpuruk hingga kembali di atas level Rp9.100 per dolar AS didukung oleh membaiknya pasar saham Asia," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib. (*)

Copyright © ANTARA 2006