Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Rabu pagi, menguat tipis menjadi Rp9.113/9.115 dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.100/9.118 per dolar AS atau naik tiga poin. "Rupiah membaik setelah pekan lalu terpuruk hingga kembali di atas level Rp9.100 per dolar AS didukung oleh membaiknya pasar saham Asia," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Rabu. Menurut dia, membaiknya pasar saham Asia setelah hari sebelumnya terpuruk akibat kebijakan bank sentral Thailand yang membatasi arus keluar mata uang asing, menyebabkan hancurnya bursa kawasan Asia. Akibat kebijakan bank sentral itu membuat mata uang Thailand (baht) ambruk, dan menekan hancurnya bursa Thailand (turun 14,8 persen) sekaligus mencapai level terendah sejak 30 tahun. Hal ini terus merembet ke bursa kawan Asia. Indeks Bursa Efek Jakarta (BEJ) turun 50,95 poin atau 2,85 persen ke level 1736,67 poin. Namun pasar saham Asia kini membaik yang terpicu oleh merosot harga minyak mentah dunia yang kini posisi mencapai di atas 63 dolar AS per barel, katanya. Meski demikian, ia lebih lanjut mengatakan kenaikan rupiah tidak besar, karena tertahan oleh melemahnya yen terhadap dolar AS maupun euro, akibat Gubernur Bank sentral Jepang (Boj) yang ragu-ragu untuk menaikkan suku bunganya. BOJ sampai saat ini masih belum menaikkan tingkat suku bunga, sehingga menekan mata uang Jepang itu merosot terhadap dolar AS dan euro. Dolar AS terhadap yen naik menjadi 118,25 dari sebelumnya 118,10, euro jadi 156,30 yen, dan euro terhadap dolar AS naik menjadi 1,3215 dari sebelumnya 1,3195. Namun demikian, katanya, masih ada peluang bagi rupiah untuk menguat lagi, apalagi faktor fundamental ekonomi makro Indonesia cukup kuat. Karena itu rupiah pada penutupan pasar sore nanti diperkirakan akan bisa menguat, apabila kondisi pasar itu didukung oleh masuknya BI dengan melakukan intervensi pasar, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006