Milwaukee (ANTARA News) - Sehelai seprai yang pernah dipakai sebagai selimut untuk menutupi tubuh Abraham Lincoln saat terbaik sekarat, akan diuji darahnya di Wisconsin, Selasa, 150 tahun setelah presiden ke-16 AS itu ditembak mati selagi menyaksikan pertunjukan opera di Washington.
Menurut Reuters, pakar tekstil Universitas Wisconsin Majid Sarmadi akan menguji seprai katun untuk menentukan jika darah manusia di artefak Masyarakat Sejarah Wisconsin.
"Ini adalah hal paling menarik untuk dikerjakan," kata Sarmadi. "Ini membuat saya merinding. Tak ada seorang pun presiden dalam sejarah yang lebih saya hormati, selain Lincoln."
Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth ketika tengah menonton opera di Teater Ford pada 14 April 1865, lima hari setelah panglima Konfederasi Jenderal Robert E. Lee menyerah kepada panglima pasukan Federal (Union) Jenderal Ulysses S. Grant yang praktis mengakhiri Perang Saudara.
Presiden diangkut ke seberang jalan ke Griya Petersen dan diletakkan di tempat tidur di mana dia meninggal dunia pada pagi harinya, kemungkinan ditutupi oleh artefak yang akan diperiksa di laboratorium itu.
Pemilik Wisconsin State Journal, Richard Lloyd Jones, memberikan selimut seprai itu kepada Masyarakat Sejarah Wisconsin pada 1919. Jones, yang tertarik melestarikan artefak-artefak Lincoln, mendapatkannya dari keluarga Petersen pada 1907.
Masyarakat Sejarah Wisconsin lalu memutuskan mengujinya setelah dihantui pertanyaan mengenai titik kecil di atas selimut itu yang tampaknya seperti noda darah, kata kurator sejarah sosial Leslie Bellais.
"Jika kisah itu benar, maka noda darah itu ada selama saat paling penting dalam sejarah Amerika," kata dia.
Sarmadi dan laboratorium kriminal Wisconsin belum lama ini melakukan pengujian awal pada noda darah itu dan meminta FBI untuk melakukan tesnya sendiri. Sarmadi mengatakan dia tidak akan mengungkapkan penemuan-penemuan sampai hasil itu kembali.
Jika darah itu ada, Sarmadi mengatakan dia berharap untuk akhirnya memastikan apakah itu darah Lincoln, melalui uji DNA pada artefak-artefak pembunuhan lainnya.
Tidak ada tes DNA telah dilakukan pada artefak apa pun seperti bantal pada layar di museum Teater Ford yang diketahui mengandung darah Lincoln, karena takut menghancurkannya, kata Bellais.
"Teknologi kini memungkinkan Anda bisa benar-benar menguji hal-hal ini tanpa menghancurkan bagian-bagiannya," kata Bellais seperti dikutip Reuters. "Saya tak akan kaget kita akan segera punya catatan DNA Lincoln."
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015