Washington (ANTARA News) - Bunuhdiri di kalangan prajurit AS di Irak naik dua kali lipat tahun lalu dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan kembali ke tingkat tahun 2003, kata para ahli medis di Angkatan Darat AS, Selasa. Dua-puluh dua prajurit AS di Irak merenggut nyawa mereka sendiri pada 2005, yang berarti 19,9 dari setiap 100.000 prajurit. Pada 2004, jumlah tersebut jadi 10,5 per 100.000 dan pada 2003, tahun serbuan pimpinan AS ke Irak, jumlah tersebut jadi 18,8 per 100.000. Jumlah itu hanya meliputi prajurit Angkatan Darat AS saja, tak mencakup anggota dinas lain militer AS di Irak seperti Korps Marinir. Letnan Jenderal Kevin Kiley, jenderal bedah Angkatan Darat, memperingatkan agar orang "tak menafsirkan" jumlah itu secara berlebihan, dan mengatakan angka bunuh diri cenderung naik-turun dari tahun ke tahun. "Kami kira bahwa jumlah tersebut sangat jarang karena sangat sulit untuk memulai penafsiran mengenai kejadian semacam itu," katanya pada suatu taklimat untuk menjelaskan studi mengenai kesehatan mental tentara AS di Irak, seperti dilaporkan Reuters. "Kami belum membuat hubungan antara stress yang dialami pasukan itu dan kadangkala peningkatan yang besar atau sangat besar dalam kasus bunuh diri," katanya. Meskipun satu kasus bunuh diri saja sudah terlalu banyak, kata Kiley, angka bunuh diri di kalangan tentara masih rendah dibandingkan dengan tingkatnya di kalangan warga sipil pada usia dan jenis kelamin yang sama. Survei tersebut, potret kesehatan mental dan moral tentara AS di Irak pada penghujung 2005, mendapati 13,6 persen tentara melaporkan gejala stress akut dan 16,5 persen melaporkan kombinasi depresi, kekhawatiran dan stress akut. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pada 2003 tapi lebih tinggi dari kasusnya pada 2004, kata para ahli tersebut. Kerusuha di Irak sendiri kian tak terkendali, dan anggota organisasi bantuan Bulan Sabit Merah Irak menunda kegiatan mereka, Senin (18/12), setelah dua lusin rekan mereka diculik. (*)

Copyright © ANTARA 2006