Polisi sita 1,7 ton bumbu makanan kadaluarsa

Bekasi (ANTARA News) - Aparat Polresta Bekasi Kota, Jawa Barat, pada Selasa menyita 1,7 ton bahan dan bumbu makanan kadaluwarsa yang beredar di pasar.

"Kami tepung keju kadaluarsa seberat 900 kg, bumbu tabur goreng 800 kg, satu dus Island rasa sambal balado, satu plastik bumbu kuah, satu kantong Ekomie. Semuanya kadaluarsa," kata Kapolresta Bekasi Kota Kombes Pol Rudi Setiawan di Bekasi.

Menurut dia, seluruh temuan itu disita pihaknya langsung dari rumah yang dijadikan tempat produksi di Kampung Rawabugel, RT02 RW03, Kelurahan Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Produsen bumbu makanan itu merupakan pemilik usaha bernama Caswati, dan ia sekarang berstatus sebagai tersangka dalam kasus itu.

Menurut dia, tersangka merekrut dua orang pegawainya yakni Hasan dan Wawan yang bertugas mencampur bahan dengan komposisi tertentu.

Komposisi itu terdiri atas gula pasir, tepung bawang, dan bumbu tabur goreng.

"Komposisi bumbu tersebut menghasilkan rasa keju, balado dan bumbu tabur goreng sebagai perasa makanan," katanya.

Pihaknya memastikan bumbu makanan itu kadaluarsa setelah mendapati adanya belatung dan kondisi tidak layak pada barang bukti yang disita dari rumahnya.

Bumbu tersebut selanjutnya dipasarkan oleh tersangka ke sejumlah warung dan sekolah-sekolah untuk dicampur dengan makanan tertentu sebagai penyedap rasa.

Menurut Rudi, tersangka dijerat Pasal 62 Ayat 1 Undang-Undang RI Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

Selain itu, tersangka juga dijerat Pasal 140 UU RI Nomor 18 Tahun 2002 dan Pasal 142 UU RI Nomor18 Tentang Pangan.

"Tersangka diancam penjara maksimal 5 tahun atau denda Rp4 miliar," katanya.

Tersangka, kata dia, dianggap memperdagangkan barang rusak tanpa mencantumkan kode kadaluarsa kepada konsumennya.

Sementara itu, salah satu konsumen tersangka, Dewi (49), mengaku telah dua bulan terakhir menerima pasokan bumbu tersebut dari tersangka.

"Warung saya memang bersebelahan dengan rumah (tempat) produksi. Saya sendiri tidak tahu kalau itu kadaluarsa," katanya.

Dewi yang membuka warung makan di lokasi itu mengaku membeli bumbu seharga Rp10 ribu per bungkus dengan beragam rasa.

"Sampai sekarang sih belum ada komplain dari pembeli," katanya.