Jakarta (ANTARA News) - Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang terletak di Provinsi Aceh merupakan suaka tropis terbesar dan terkaya di dunia, kata Ir. Wiratno, Kepala Balai TNGL, di Jakarta.TNGL, menurut dia, selama ini menjadi habitat bagi sejumlah besar spesies fauna mulai dari mamalia, burung, reptil, ampibi, ikan, hingga invertebrata.Kawasan tersebut, dikatakannya, memiliki daftar spesies burung yang panjang, dengan 380 spesies burung yang ada (65 persen dari total spesies burung yang ada di Pulau Sumatera), 350 diantaranya bermukim di TNGL.Hampir 65 persen atau sekitar 129 spesies mamalia dari total 205 spesies (mamalia besar dan kecil) di Sumatera juga tercatat hidup di taman nasional ini, ujarnya. "Pentingnya kawasan TNGL telah dibuktikan dengan ekspedisi Van Steenis pada tahun 1937 yang berhasil mencatat kekayaan keragaman hayati taman nasional. Ekspedisi mendapati setidaknya 4.000 spesies tumbuhan termasuk yang paling fenomenal yaitu tiga dari 15 tanaman parasit yang terkenal, yakni Rafflesia," katanya.Berdasarkan penelitian Myers, suatu kawasan bisa disebut sebagai hotspot dalam pemahaman sebagai wilayah berpotensi alami bila memiliki minimal 1.500 spesies tumbuhan endemik.Saat ini, lembaga Conservation International (CI) telah mengidentifikasi 25 kawasan hotspot di seluruh dunia.Semula kawasan terkategori hotspot itu memiliki luas 17 juta km persegi atau 11,8 persen permukaan bumi, namun kini kawasan tersebut telah kehilangan habitat alaminya hingga 88 persen dan hanya tersisa 2,13 juta km persegi atau 1,4 persen luas permukaan bumi. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2002 Conservation International (CI) mencatat bahwa Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa merupakan hotspot dunia, termasuk TNGL.Pada 2004, TNGL bersama Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ditetapkan oleh Organisasi Kependidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai "Warisan Dunia" atau Tropical Rainforest Heritage of Sumatra.Warisan Alam Dunia merupakan bagian dari Konvensi Warisan Dunia, yang bertujuan melestarikan kekayaan alam yang penting bagi kesejahteraan manusia. Konvensi tersebut telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia lewat Keputusan Presiden No. 26 tahun 1989, dan kini telah ada tujuh situs WarisanA Alam Dunia di seluruh Indonesia termasuk TNGL. Sebagai bagian dari 812 Warisan Dunia yang tersebar di 180 negara di seluruh dunia, TNGL juga telah ditunjuk sebagai salah satu dari 20 Taman Nasional Model di Indonesia yang akan dimulai pada tahun 2007. "Penunjukan TNGL sebagai Taman Nasional Model merupakan bukti komitmen pemerintah, dalam hal ini Departemen Kehutanan, merespons perkembangan pengelolaan TNGL terkait dengan statusnya sebagai Warisan Dunia," demikian Wiratno. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006