Selain itu, mereka menuntut Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dibubarkan dan mengecam langkah Menpora, Imam Nahrowi terkait dicoretnya Arema dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Tanah Air yang tahun ini disponsori Qatar Nasional Bank (QNB).
"Menpora tidak mengerti sepak bola dan BOPI adalah antek-anteknya karena BOPI dihuni orang-orang yang tidak suka terhadap kompetisi LSI," teriak salah seorang Aremania, Ahmadi ketika berada di depan gedung DPRD Kabupaten Malang di Kepanjen.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Malang Budi Kriswiyanto yang didampingi sejumlah anggotanya dari lintas fraksi itu pun akhirnya mempersilahkan beberapa perwakilan Aremania. "Bapak Anggota DPRD dari Fraksi PKB, kami ingin bapak mengontak langsung Menpora terkait masalah ini biar kita dengarkan bersama-sama di ruang ini," kata Ahmadi sebagai perwakilan Aremania.
Ahmadi menjelaskan Aremania dan kalangan masyarakat Malang Raya sangat dirugikan dengan pencoretan PT Arema dari kompetisi LSI 2015. Larangan Arema tampil di ajang LSI merupakan bentuk pendzaliman sistematis Menpora dan BOPI kepada Aremania dan Masyarakat Malang Raya.
Sementara salah seorang perwakilan Aremania dari Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Sukarno mendesak Menpora Imam Nahrawi dicopot dari jabatannya karena larangan dan pencoretan Arema tampil di LSI dinilai merugikan banyak pihak.
Dalam pertemuan itu, perwakilan Aremania dan Aremanita membacakan sikap dan tuntutannya, yakni Mendukung Arema agar tetap tampil di kompetisi ISL/QNB League yang dikelola oleh PT Liga Indonesia dan PSSI, mendukung langkah PSSI untuk melakukan gugatan kepada Menpora dan BOPI atas dampak yang ditimbulkan karena keputusan yang merugikan para pihak pengelola sepak bola Indonesia.
Selain itu, jika Menpora dan BOPI tidak mencabut keputusannya yang melarang Arema tampil di ISL, Aremania menuntut Menpora untuk mengundurkan diri, mendukung langkah Kepolisian untuk memberikan pengamanan kepada Arema saat pertandingan kandang dan tandang, mendukung upaya rekonsiliasi di tubuh Yayasan Arema agar secepatnya menuntaskan proses rekonsiliasi dan mengakhiri segala konflik yang ada.
Selanjutnya, mendukung keinginan DPR RI untuk mencabut anggaran Menpora dan BOPI karena anggaran itu juga bersumber dari pajak masyarakat, serta menyerukan kepada Aremania se-jagad raya untuk tetap bersatu melawan keputusan BOPI dan Menpora.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Malang, Budi Kriswiyanto saat menemui perwakilan Aremania menyatakan setuju dan mendukung penuh upaya Aremania dan Aremanita. "Kami mendukung penuh langkah teman-teman Aremania dan Aremanita dan dewan akan meneruskan tuntutan serta aspirasi Aremania dan Aremania ke pusat," katanya.
Selain mendatangi DPRD Kabupaten Malang, ratusan Aremania tersebut juga mendatangi DPRD KOta Malang, bahkan mereka mengirimkan surat protes dan penolakan atas keputusan BOPI dan Kemenpora lewat facximil. Namun, sebelum dikirim terlebih dahulu diminta ditandatangani anggota DPRD Kota Malang dam distempel.
Di DPRD Kota Malang, Aremania juga ditemui Komisi D. Dalam pertemuan komisi D dengan perwakilan Aremania tersebut, Arema meminta anggota dewan mendukung sikap Aremania dan menyuarakannya ke Jakarta.
Dirigen Aremania, Yuli Sumpil, menyatakan ada indikasi rekayasa dalam putusan pencoretan Arema dalam LSI. "Kenapa Arema yang diutak-atik, padahal FIFA dan PSSI sudah mengakui, kenapa BOPI yang baru berumur beberapa bulan saja menjegal Arema, ada apa ini," ujar Yuli.
Komisi D DPRD Kota Malang tidak serta merta menerima permintaan perwakilan Aremania. Komisi D minta Aremania untuk melengkapi bukti keabsahan Arema agar bisa ditunjukkan ke BOPI.
"Kita cari solusi bersama, kalau kalian bilang sudah ada rekonsiliasi di Arema, ayo sama-sama tunjukkan bukti hasil rekonsiliasi, bagaimana hasilnya, lalu kita kirimkan bersama, jadi enak kalau semua lampiran bukti ada, kita sama-sama bisa maju ke BOPI dan Menpora," kata anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Hadi Susanto.
BOPI memutuskan mencoret Arema dan tidak layak berkompetisi di ajang LSI karena legalitas Arema masih bermasalah, setelah sempat mengalami dualisme kepengurusan beberapa tahun yang lalu, yakni Arema LPI dan Arema LSI.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015