Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menyambut kedatangan 91 warga negara Indonesia (WNI), yang berhasil dievakuasi dari Yaman, di Bandara Halim Perdana Kusuma pada Senin pagi (13/4), demikian menurut keterangan pers Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Senin.
Pemulangan para WNI dari Yaman kembali ke Tanah Air dengan menggunakan Pesawat Boeing 737-400 milik TNI AU merupakan kloter ke delapan sejak intensifikasi evakuasi dimulai.
Menlu selaku koordinator evakuasi menyampaikan apresiasi kepada Tim Evakuasi WNI yang terdiri dari unsur Kemlu, TNI AU, Kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN).
Menurut Retno, komunikasi dan koordinasi yang baik antara semua pihak telah memungkinkan evakuasi dilakukan secara cepat, aman, dan efisien.
Namun, keadaan keamanan di Yaman, khususnya kota Aden dan sekitarnya, masih sangat memprihatinkan. Kontak senjata antara pihak yang bertikai terus berlangsung dan jumlah korban sipil terus bertambah.
Oleh karena itu, Tim Evakuasi WNI di Yaman harus terus menyesuaikan skenario, langkah dan proses evakuasi.
Pada Senin ini (13/4) tim evakuasi WNI di Aden dan Djibouti bekerja sama dengan Komisi Palang Merah Internasional (International Committee of Red Crosses/ICRC) sedang melakukan evakuasi 112 WNI dari Aden ke Djibouti.
Setelah hampir satu minggu tertahan di penampungan kota Aden dan tidak dapat dievakuasi karena keadaan keamanan, para WNI saat ini telah berada di pelabuhan Aden menunggu kapal yang disewa Pemerintah Indonesia dari Djibouti.
Dengan kembalinya 91 WNI tersebut dari Yaman, Pemerintah sejak akhir Desember 2014 telah berhasil mengevakuasi sebanyak 1.795 WNI keluar dari Yaman, dan 1.002 WNI diantaranya telah tiba kembali di Indonesia.
Sementara sisanya sebanyak 793 orang sudah berada di lokasi aman di Salalah, Oman dan Djibouti City, Djibouti menunggu proses pemulangan ke Indonesia.
Sampai sekarang masih terdapat sejumlah WNI yang berada di berbagai penampungan dan menunggu proses evakuasi selanjutnya, yaitu 140 WNI di Al Mukalla dan 87 WNI di Al Hudaydah.
Terkait situasi keamanan di Yaman, Pemerintah Indonesia kembali menyesalkan berjatuhannya korban sipil dalam pertikaian di Yaman.
Pemerintah Indonesia terus menyerukan agar semua pihak menahan diri dan memperhatikan keselamatan warga sipil, baik itu warga Yaman maupun warga asing.
Pemerintah Indonesia meminta kepada semua pihak di Yaman agar memberlakukan jeda kemanusiaan (humanitarian pause) guna memberikan kesempatan bagi warga sipil termasuk WNI dievakuasi keluar dari Yaman dan masuknya bantuan kemanusiaan.
Pemerintah juga mendorong agar semua pihak mengutamakan diplomasi dan dialog untuk menyelesaikan permasalahan yang di hadapi di Yaman.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015