Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian (Deptan) memperkirakan pada Maret 2007 terdapat kelebihan atau surplus beras sebanyak 2 juta ton, kata Dirjen Tanaman Pangan Deptan, Sutarto Alimuso di Jakarta, Selasa. Pernyataan Sutarto Alimuso itu sekaligus membantah penyataan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir yang mengatakan bahwa Maret 2007 akan terjadi kekurangan beras dua juta ton. "Justru Maret kita akan kelebihan produksi sebanyak 2 juta ton. Oktober ini luas tanaman mencapai 500 ribu ha dan November mencapai 980 ribu ha," katanya disela peluncuran padi hibrida Arize Hibrindo R-1. Sutarto mengakui, pada periode Oktober hingga Januari biasanya terjadi penurunan produksi namun untuk Maret-April merupakan panen raya yang mana produksinya mendekati 6 juta ton, sedangkan masa panen masih berlangsung hingga Agustus atau September. Sebelumnya Ketua KTNA Winarno Tohir mengingatkan, jika awal 2007 ada stok beras empat juta ton, seperti yang dikemukakan Menteri Pertanian Anton Apriyantono, maka dengan konsumsi setiap bulan termasuk Januari 2007 sebanyak 2,5 juta ton akan terdapat sisa sekitar 1,5 juta ton. "Jadi, memasuki Februari 2007 akan ada stok awal 1,5 juta ton, namun konsumsi beras nasional tetap 2,5 juta ton, berarti Februari 2007 terdapat kekurangan beras satu juta ton," katanya. Dikatakannya, jika Maret 2007 berlangsung panen sekitar 1,5 juta ton dan konsumsi tetap 2,5 juta ton maka dengan kekurangan beras pada bulan sebelumnya satu juta ton ditambah kekurangan pada Maret akan terjadi defisit beras dua juta ton. "Artinya, pada Maret 2007 akan terjadi kekurangan beras dua juta ton," katanya. Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah harus segera mengantisipasinya dengan menambah stok cadangan beras pemerintah (CPB) dari mana pun asalnya. Menurut Sutarto, sebenarnya stok beras selama ini dalam keadaan yang surplus hanya saja kelebihan tersebut tidak dalam jumlah besar atau sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Pada 2006, tambahnya, masih terdapat stok beras sebanyak 4 juta ton di masyarakat bahkan Januari nanti akan bertambah 1 juta ton. Menyinggung kenaikan harga beras yang terjadi belakangan ini di sejumlah daerah di Indonesia, dia menyatakan, hal itu bukan disebabkan terjadinya kekurangan produksi namun masalahnya pada distribusi dan perdagangan. "Persoalannya ada di perdagangan antara pulau sehingga terjadi pergerakan harga," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006