Islamabad (ANTARA News) - Seorang menteri Kabinet Arab Saudi direncanakan memulai pembicaraan di Islamabad pada Senin malam mengenai konflik Yaman.
Beberapa hari sebelumnya Parlemen Pakistan dengan suara bulat mendesak pemerintah agar mempertahankan sikap netral dalam perang pimpinan Arab Saudi melawan petempur Syiah Yaman, Al-Houthi.
Arab Saudi telah meminta Pakistan mengirim jet tempur, kapal perang dan tentara darat untuk perang tersebut ketika Menteri Pertahanan Pakistan Khwaja Asif dan beberapa pejabat senior militer mengunjungi Kerajaan Teluk itu pada bulan ini.
Uni Emirat Arab (UAE), salah sekutu Arab Saudi dalam konflik tersebut, mengutuk keputusan Pakistan itu dan memperingatkan Islamabad nantinya harus membayar mahal atas keputusan tersebut.
Pakistan menepis kecaman itu dan menyebut ancaman UAE sebagai penghinaan terhadap Parlemen Pakistan.
Menteri Urusan Islam Arab Saudi Sheikh Saleh bin Abdulaziz bin Mohammed Ash-Sheikh, yang tiba di Islamabad pada Ahad malam, dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Pakistan mengenai peran Islamabad dalam konflik di Yaman.
Arab Saudi, yang telah lama menjadi sekutu Pakistan, telah memimpin koalisi untuk melancarkan serangan udara terhadap posisi Al-Houthi di Yaman.
Menteri Arab Saudi itu, yang berusaha menepis kesan mengenai adanya ketegangan dengan Pakistan, mengatakan dalam pernyataannya setibanya di Islamabad bahwa pesan dengan suara bulat di dalam resolusi oleh Parlemen Pakistan adalah urusan dalam negeri Pakistan.
"Arab Saudi mengharapkan yang terbaik dari Pakistan," kata menteri itu, sebagaimana dikutip Xinhua.
Resolusi 12-pasal tersebut, yang secara bersama dirancang oleh oposisi dan komisi keuangan, menyatakan parlemen "ingin Pakistan mempertahankan sikap netral dalam konflik di Yaman agar bisa memainkan peran diplomatik proaktif guna mengakhiri krisis tersebut".
Resolusi tersebut disahkan dengan dihadiri Perdana Menteri Nawaz Sharif, Jumat (10/4), pada akhir debat lima-hari.
Mayoritas anggota Parlemen menentang keikutsertaan Pakistan dalam konflik di Timur Tengah dengan alasan negara Asia Selatan tersebut masih menderita akibat perannya dalam koalisi pimpinan AS, yang telah menggulingkan rejim Taliban di negara tetangganya, Afghanistan, pada pengujung 2001.
Menteri Arab Saudi tersebut dijadwalkan mengadakan pembicaraan resmi dengan timpalannya dari Pakistan Sardar Yousaf dan diperkirakan menemui Perdana Menteri Nawaz Sharif.
Pakistan saat ini menempatkan hampir 1.000 prajurit di Arab Saudi, tapi mereka tidak ditempatkan di sepanjang perbatasan dengan Yaman, kata Menteri Pertahanan Asif.
Rakyat Pakistan terpecah mengenai dukungan militer negeri tersebut dalam konflik Yaman. Namun sangat banyak warga di negara Asia Selatan itu ingin mempertahankan Arab Saudi jika keutuhan wilayah Kerajaan Teluk tersebut terancam mengingat di sana terdapat Tempat Suci Umat Muslim.
(C003)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015