Gubernur DKI Jakarta tinjau pelaksanaan UN 2015

Kalau kalian rajin belajar, beribadah, punya integritas, maka sudah pasti akan lancar dan sukses dalam menjalani UN

Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2015 pada hari pertama di dua sekolah yang terletak di wilayah Jakarta Pusat, yaitu SMK Negeri 27 serta SMA Santa Ursula, Senin.

Basuki tiba di sekolah pertama yang dikunjungi, yakni SMK Negeri 27 di Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada pukul 07.00 WIB. Sesampainya di lokasi, dia segera meninjau ruang-ruang kelas sekaligus suasana pelaksanaan UN.

Selain itu, dia juga menyampaikan pesan-pesan sekaligus motivasi kepada seluruh siswa yang akan menjalani UN.

"Kalau kalian rajin belajar, beribadah, punya integritas, maka sudah pasti akan lancar dan sukses dalam menjalani UN. Itu modal utamanya," kata Basuki di SMKN 27, Jakarta Pusat.

Selain itu, mantan Bupati Belitung Timur itu mengingatkan kepada seluruh peserta ujian bahwa kejujuran merupakan salah satu modal penting selama menghadapi UN.

Dia pun mengatakan kreativitas lebih penting dibandingkan dengan nilai atau hasil akhir UN. Sehingga, apabila siswa-siswi sudah memiliki integritas, maka kreativitas dapat muncul dengan sendirinya.

"Maka dari itu, saya berpesan supaya seluruh siswa selalu berdoa sebelum mulai mengerjakan soal-soal UN. Selamat menempuh ujian. Semoga lulus semua," ujar Basuki.

Di SMKN 27 tercatat sebanyak 293 siswa yang mengikuti UN dari berbagai jurusan, di antaranya akomodasi perhotelan, tata busana, tata kecantikan kulit, tata kecantikan rambut, jasa boga, pattisery dan usaha perjalanan wisata.

Sementara itu, seperti halnya di SMKN 27, Basuki juga menyempatkan diri untuk melihat langsung suasana UN sekaligus menyampaikan pesan-pesan moral dan semangat kepada seluruh peserta UN 2015 di SMA Santa Ursula, Jakarta Pusat.

Tercatat sebanyak 207 siswa SMA Santa Ursula yang mengikuti UN, dengan rincian sebanyak 120 siswa dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), 72 siswa dari jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan 15 siswa dari jurusan bahasa.