Bengkulu (ANTARA News) - Forum Pemuda Peduli Bengkulu yang beranggotakan organisasi kelompok mahasiswa dan lembaga lingkungan hidup menetapkan Pulau Tikus sebagai lokasi peringatan Hari Bumi 2015.
"Pulau Tikus memiliki fungsi strategis untuk mitigasi bencana gempa dan tsunami untuk Kota Bengkulu," kata Ketua Panitia Hari Bumi dari Forum Pemuda Peduli Bengkulu, Suarli Salim di Bengkulu, Sabtu.
Peringatan Hari Bumi yang digelar pada 22 April menurut Suarli menjadi momentum untuk mengkampanyekan perlindungan dan kelestarian pulau berjarak 10 mil dari Kota Bengkulu itu.
Gugusan karang yang terdapat di Pulau Tikus diketahui menjadi salah satu benteng pertahanan daratan Bengkulu dari ancaman gempa bumi dan tsunami.
Wilayah Bengkulu yang berada di pertemuan dua lempeng aktif yakni Eurasia dan Indoaustralia membuat daerah ini rawan bencana gempa bumi dan tsunami.
"Dua gempa besar pada tahun 2000 dan 2007 dengan kekuatan di atas 7 skala richter menjadi pengingat untuk selalu siaga," ujarnya.
Kegiatan yang akan dilakukan di daratan pulau seluas 0,8 hektare namun ditopang karang seluas 200 hektare itu antara lain transplantasi terumbu karang.
Saat ini kata Suarli panitia pelaksana Hari Bumi dari FPPB sedang mengumpulkan donasi publik untuk pembuatan rak yang akan ditanami bibit karang.
Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bengkulu Romi Faislah mengatakan perlindungan Pulau Tikus sangat penting selain untuk mitigasi bencana, juga demi kelanjutan ekosistem bawah airnya.
"Saya masih ingat tahun 1990an di sekitar pulau sangat banyak ikan, kita menangkap bukan mencari," ucapnya.
Namun, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, terutama oleh nelayan dari luar Bengkulu kata dia membuat kerusakan parah di ekosistem terumbu karang.
Bahkan, abrasi juga terus mempersempit daratan pulau yang awalnya mencapai seluas 2 hektare, saat ini tinggal 0,8 hektare.
"Karena itu kami sangat mendukung kegiatan anggota forum dan mengharapkan ini momentum penyelamatan Pulau Tikus," katanya.
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015