Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) memulai pelaksanaan tender 25 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara yang berlokasi di luar Pulau Jawa.
Dalam pengumumannya di sejumlah media massa yang terbit di Jakarta, Selasa, empat PLTU di antaranya berkapasitas 100-200 MW, empat proyek kelas 50-65 MW, dan 17 proyek 7-25 MW.
Sebanyak empat PLTU kelas 100-200 MW adalah PLTU NAD 2x100-150 MW, PLTU Sumbar 2x100-150 MW, PLTU Lampung 2x100-150 MW, dan PLTU Sumut 2x200 MW.
Empat PLTU kelas 50-65 MW yakni PLTU 1 Kalbar 2x50 MW, PLTU 1 Kalteng 2x60 MW, PLTU Kalsel 2x65 MW, dan PLTU 2x50 Sulsel.
Sedang, ke-17 proyek PLTU kelas 7-25 MW adalah PLTU 2 Riau 2x7 MW, PLTU Kepri 2x7 MW, PLTU 1 NTT 2x7 MW, PLTU Maluku Utara 2x7 MW, PLTU 1 Papua 2x7 MW, PLTU 1 Riau 2x10 MW, PLTU 1 NTB 2x10 MW, PLTU Sultra 2x10, dan PLTU 2 Papua 2x10 MW.
Selain itu, PLTU 4 Babel 2x15 MW, PLTU 2 NTT 2x15 MW, PLTU Maluku 2x15, PLTU 3 Babel 2x25 MW, PLTU 2 Kalbar 2x25 MW, PLTU 2 NTB 2x25 MW, PLTU 2 Sulut 2x25 MW, dan PLTU Gorontalo 2x25 MW.
Dalam tender yang akan dilaksanakan secara internasional itu, peserta dapat membawa pendanaan melalui skema kredit ekspor atau pendanaan lokal.
Untuk PLTU kelas 100-200, unit pertama PLTU sudah harus komersial dalam 30 bulan sejak ditandatanganinya kontrak dan unit kedua dalam tiga bulan sesudahnya.
Sedang, proyek kelas 7-25 MW dan 50-65 MW, unit pembangkit pertama harus selesai dalam 24 bulan dan dua bulan untuk unit selanjutnya.
Investor yang berminat dapat mengambil dokumen dan memasukkannya kembali antara 19 Desember 2006 hingga 9 Januari 2007.
Ke-25 proyek PLTU itu merupakan bagian dari program percepatan
pembangunan pembangkit berkapasitas 10.000 MW dengan target penyelesaian tahun 2009.
Sebelumnya, PLN juga telah menggelar tender 10 proyek PLTU di Jawa. Sebanyak tujuh proyek merupakan kelas 300-400 MW, dan tiga lainnya kelas 600-700 MW.
PLN sudah mendapat dua calon pemenang kelas 600-700 MW yakni untuk PLTU Suralaya dan PLTU Paiton.
Pemerintah menginginkan pelaksanaan proyek PLTU luar Jawa itu
sepenuhnya menggunakan potensi lokal baik kontraktor maupun pendanaannya.
Wapres Jusuf Kalla telah meminta PLN mengkoordinasikan sumber-sumber pendanaan dalam negeri guna mendanai proyek sekitar 2,5 miliar dolar AS tersebut.
Komisaris Utama PLN Al Hilal Hamdi mengatakan, PLN kemungkinan akan menerbitkan obligasi guna membiayai proyek pembangkit tersebut.
Menurut dia, sejumlah bank dalam negeri juga sudah menyatakan minatnya mendanai proyek. Bank-bank itu antara lain BRI, BNI, dan Mandiri.
Komposisi pendanaan proyek adalah 15 persen berasal dari PLN dan 85 persen dibawa peserta tender.
PLN sebelumnya telah menerbitkan obligasi internasional senilai satu miliar dolar AS untuk membiayai pembangunan 10 proyek PLTU di Pulau Jawa.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006