Jakarta (ANTARA News) - Indonesia mengangkat tema diplomasi ekonomi pada pertemuan tahunan ke-10 para pemimpin institusi pelatihan diplomatik ASEAN+3 (ASEAN plus Tiongkok, Jepang, Korea Selatan) di Bali 8-10 April, menurut keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Kamis.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri Soehardjono Sastromihardjo, mewakili Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah, secara resmi membuka pertemuan tersebut di Nusa Dua, Bali.
Menurut Soehardjono, tema diplomasi ekonomi yang diangkat dalam pertemuan diplomatik ASEAN+3 itu sejalan dengan visi dan misi pemerintah Indonesia saat ini.
"Hal yang ingin disoroti adalah bagaimana diplomasi ekonomi dapat berperan dalam penguatan integrasi ekonomi regional di ASEAN," ujar dia.
Dia menekankan pentingnya peran ASEAN+3 bagi masing-masing negara anggota, dengan nilai perdagangan antar-negara anggota mencapai 726 miliar dolar AS.
Nilai tersebut hampir setara 30 persen dari nilai total perdagangan ASEAN. Selain itu, kerja sama ekonomi ASEAN+3 telah membuka banyak lapangan pekerjaan.
"Peluang investasi serta berkembangnya UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) menjadi cara memupus kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran negara (anggota)," kata Soehardjono.
Tema lain yang mengemuka dalam pertemuan itu adalah upaya memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam metode "e-learning" agar proses belajar selama pelatihan menjadi lebih efektif dan efisien.
"The 10th Annual Meeting of Deans and Directors of Diplomatic Training Institutions of ASEAN+3" itu diinisiasi pada 2003 oleh Indonesia, Thailand, Tiongkok, Jepang dan Korea di sela-sela Pertemuan Tahunan para Direktur dan Dekan Lembaga Pelatihan Diplomatik Sedunia (International Forum on Diplomatic Training) di Dubrovnik, Kroasia.
Indonesia sebelumnya juga pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertama kali pertemuan itu pada 2004 di Yogyakarta.
Menurut Kemlu, pertemuan pemimpin institusi pelatihan diplomatik itu berbeda dengan pertemuan-pertemuan ASEAN+3 lainnya karena bersifat informal dan terbuka.
Oleh karena itu, diskusi yang dilakukan dalam pertemuan tersebut berupa sesi berbagi pengalaman dalam hal pelaksanaan pelatihan diplomatik untuk menanggapi tantangan terkait isu-isu kepentingan regional.
Pada penyelenggaraan tahun ini, Indonesia akan mengangkat tema Diplomasi Ekonomi dan E-Learning sebagai topik utama.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015