Jambi (ANTARA News) - Kenaikkan harga beras pada beberapa pekan terakhir ini diperkirakan akan menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi di sebagaian besar daerah termasuk Kota Jambi pada akhir tahun 2006. Melonjaknya harga beras pada Desember akan mendorong terjadinya inflasi di daerah, karena beras salah satu dari elemen kelompok bahan makanan yang menjadi hitungan terjadinya inflasi atau deflasi, kata Staf data BPS Provinsi Jambi, Irna, Senin. Pada Nopember 2006 Kota Jambi sudah terjadi inflasi sebesar 2,42 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 150,12 dan terjadinya inflasi akibat meningkatnya kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan 4,14 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 4,84 persen. Untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,59 persen, kesehatan 0,07 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 1,09 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,32 persen. Kelompok sandang menjadi satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi sebesar 0,59 persen. Laju inflasi tahun kalender Kota Jambi pada November 2006 tercatat sebesar 7,71 persen dan laju inflasi tahun ke tahun (November 2006 terhadap November 2005) sebesar 8,48 persen. Inflasi Kota Jambi yang mencapai 2,42 persen pada bulan ini menempati urutan pertama inflasi tertinggi se-Sumatera dan tingkat nasional menempati urutan kedua setelah kota Palangkaraya yang pada bulan November 2006 dengan inflasi sebesar 2,65 persen. Inflasi di Kota Jambi terjadi pada enam kelompok barang dan jasa, seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 4,84 persen, bahan makanan 4,21 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 1,09 persen. Untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,59 persen, transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,32 persen dan kelompok kesehatan 0,07 persen, sedangkan deflasi terjadi pada kelompok sandang 0,59 persen.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006