Medan (ANTARA News) - Harga crude palm oil (CPO) di pasar Rotterdam terus menguat menyusul mulai pulihnya permintaan setelah sebelumnya sempat anjlok akibat krisis global yang mulai terjadi Oktober 2008.

"Harga penutupan CPO di Rotterdam pada Senin (5 Januari) untuk pengapalan Januari misalnya sudah 585 dolar AS per metrik ton. Harga itu cukup naik tinggi dibandingkan posisi per tanggal 31 Desember 2008 yang masih sebesar 527 dolar AS per metrik ton," kata Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Timbas Prasad Ginting, di Medan, Selasa.

Harga CPO di pasar bursa yang menguat itu juga tercermin dari ditutupnya harga komoditi tersebut untuk pengapalan pada Bulan Juni yang lebih tinggi atau sebesar 590 dolar AS per metrik ton.

Menguatnya harga CPO di pasar internasional membuat harga tandan buah segar (TBS) dan CPO di dalam negeri juga ikut bergerak naik.

Harga TBS di pabrik kelapa sawit (PKS) di Sumut sudah mencapai sekitar Rp750 hingga Rp900 per kg, dan harga CPO menjadi Rp6.162 per kg pada lelang komoditi itu yang digelar Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PT.Perkebunan Nusantara.

"Eksportir maupun petani berharap agar harga CPO terus naik sehingga kembali memulihkan gairah untuk merawat tanaman sawit itu kembali setelah sebelumnya sempat lesu karena harga jual sangat anjlok," kata Timbas yang juga pengusaha kebun sawit di Sumut itu.

Menurut dia, naiknya harga ekspor CPO itu, sudah membuat harga pedoman ekspor (HPE) sudah dinaikkan pemerintah menjadi 418 dolar AS per metrik ton dari sebelumnya posisi Desember 2008 yang mencapai 415 dolar AS per metrik ton.

"Tapi meski harga ekspor sudah naik, PE (pajak ekspor) masih tetap nol persen, karena sesuai kebijakan pemerintah PE baru dikenakan sebesar 2,5 persen kalau harga ekspor CPO sudah 700 dolar AS per metrik ton," katanya.

Diakui, meski harga CPO sudah bergerak naik, ia belum kembali ke harga awal tahun 2008 yang sempat naik tajam akibat banyaknya permintaan.

Pengusaha kelapa sawit lainnya, Laksamana Adiyaksa, memperkirakan tren kenaikan harga CPO awal tahun ini masih akan di bawah harga 2008 akibat pengaruh krisis global yang mendorong permintaan luar negeri sedikit mengalami tekanan(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2009