Jakarta (ANTARA News) - Menurut sebuah laporan, total pinjaman perbankan di Indonesia diperkirakan tumbuh 13 hingga 15 persen tahun ini, menurut laporan terbaru , Kamis.
"Perkiraan ini dengan mempertimbangkan latar belakang politik yang lebih stabil, reformasi ekonomi yang sedang berjalan dan dinamika ekonomi global," kata Manajer dan Analis Financial Instition Ratings PT India Credit Rating Agency (ICRA) Indonesia, Kreshna Armand, dalam sebuah diskusi di Jakarta.
Dia meneruskan, indikator struktural kunci seperti profitabilitas dan kualitas aset, akan mengalami tantangan tahun ini karena kondisi makroekonomi yang kurang mendukung.
Ekspektasi ICRA Indonesia mencakup marjin bunga bersih antara 4,0 hingga 4,5 persen, rasio kecukupan modal 17 sampai 19 persen, rasio pinjaman terhadap simpanan sekitar 89 persen dan rasio kredit bermasalah dalam kisaran 2,0 - 2,5 persen pada 2015.
Kreshna juga menaksir kendala perbankan tahun ini, yakni tantangan pengelolaan kualitas aset, efisiensi operasional dan kemampuan optimalisasi jaringan yang ada dan produk-produk yang ditawarkan.
Sebagai perbandingan, ICRA Indonesia juga memaparkan kondisi pinjaman perbankan yang tumbuh 11,6 persen atau jauh di bawah ekspektasi 17 hingga 19 persen.
Pertumbuhan ini adalah terendah dalam empat tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari tantangan dunia perbankan selama 2014, seperti tingginya suku bunga, kelesuan aktivitas bisnis menyusul dua pemilu, inflasi meninggi, kenaikan tarif listrik dan upah minimum, serta ketatnya likuiditas.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015