Jakarta (ANTARA News) - PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) akan meluncurkan Surat Berharga Emas (SBE) sebelum akhir kuartal pertama 2007. "Peluncuran SBE ini sebagai upaya untuk meningkatkan likuiditas transaksi kontrak emas yang saat ini berjalan lesu," kata Direktur Utama BBJ Hasan Zein Mahmud, dalam acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Surat Berharga Emas (Gold Commersial Paper) antara PT Aneka Tambang UBPP (Unit Bisnis Pemurnian dan Pengolahan) Logam Mulia dan BBJ di Jakarta, Senin. "Kontrak emas sejak di buka pada 2002 pernah mencapai transaksi 300 lot per hari. Namun terus mengalami penurunan menjadi 100 lot dan hingga hari tanpa transaksi," kata Hasan Zein. Yang menjadi penyebab lesunya transaksi ini, lanjutnya, karena sulitnya menyediakan fisik emas pada saat jatuh tempo, sehingga pelaku pasar (market maker) merugi dan keluar dari bursa. Untuk itu, katanya, BBJ mencari terobosan baru dengan menciptakan SBE dengan mengandeng PT Antam. Dengan mengandeng Antam ini ketersedian fisik emas dapat terjamin. "SBE ini murni hasil pikiran BBJ, namun kami tidak mengklaim bahwa di pasar dunia belum ada," tambahnya. Saat ini BBJ sedang mempersiapkan proses mekanisme pelelangan perdana serta perdagangan dalam pasar sekunder. Sedangkan Antam mempersiapkan aspek finansial terkait dengan peluncuran SBE ini. SBE ini diterbitkan dalam satuan lot yang jumlahnya sama dengan satu kilogram emas murni dengan kadar logam mulia 99,99 persen. Untuk penerbitan perdana SBE dilakukan melalui lelang yang harganya disesuaikan dengan harga emas di pasaran (mengacu pada pasar London) dan masa berlakunya antara 3-6 bulan. Hasan Zein menambahkan bahwa keuntungan dari SBE ini adalah menjadi sumber pendanaan yang lebih murah bagi Antam dan untuk masyarakat bisa berinvestasi emas melalui SBE tanpa menyimpan fisiknya. Penerbitan SBE ini nantinya dapat dijadikan patokan harga emas nasional yang selama ini berkiblat ke pasar London Metal Exchange (LME), Inggris.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006