... pernyataan itu dinilai tidak cerdas baik secara emosional maupun sosial...
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi IX DPR, Okky Asokawati, mengkritik pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama, yang mempertanyakan letak kesalahan bir, karena pernyataan itu dinilai tidak cerdas baik secara emosional maupun sosial.

"Ibarat merokok, minum bir dapat mengakibatkan kecanduan, merusak sel otak, dan mengakibatkan peminumnya limbung atau setengah mabuk," kata Asokawati, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu.

Politisi PPP itu menegaskan, hal yang membahayakan perkembangan bangsa sehingga jangan disikapi secara tidak cerdas, karena gangguan kesehatan juga dapat membuat beban BPJS Kesehatan semakin berat karena semakin banyaknya warga yang menderita sakit.

Selain itu, menurut dia, peredaran minuman keras seperti bir mengancam bonus demografi karena kadar merusaknya sama seperti narkoba yang telah mengakibatkan banyak korban generasi muda sehingga keberlangsungan peradaban negeri ini juga terancam.

Sementara itu, Ketua Gerakan Nasional Anti Miras, Fahira Idris, memperingatkan Purnama untuk tidak asal bunyi.


"Anggapan bahwa bir jika dikonsumsi dalam dosis wajar akan dapat bermanfaat bagi kesehatan adalah mitos belaka. Faktanya, bir sama berbahayanya dengan anggur (wine) atau vodka, karena mengandung banyak komposit berbahaya yang diproses dari hasil fermentasi," kata Idris.


Sebelumnya, Ahok menyatakan tidak ada yang salah dari produksi dan penjualan bir, serta bila penjualan dilarang hanya akan mengakibatkan lebih banyak penyelundupan dan penjualan ilegal.


Sejumlah daerah di Tanah Air telah merespons Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6/2015 terkait larangan penjualan minuman beralkohol Golongan A di minimarket.


Dalam banyak pemberitaan, sering diberitakan korban jiwa berjatuhan akibat konsumsi minuman keras non industri alias produksi rumahan, di antaranya minuman Cap Tikus.


Dibandingkan dengan minuman keras produksi pabrikan, kandungan alkohol di dalam minuman keras tradisional ini tidak bisa ditentukan secara pasti, selain imbuhan bahan-bahan berbahaya lain yang bukan diperuntukkan untuk dikonsumsi manusia.

Pewarta: Muhammad Rahman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015