Padang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara untuk memperingati berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yang dibentuk 19 Dsember 1948.
"Saya telah mengeluarkan Keputusan Presiden yang menetapkan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara," katanya di Pelabuhan Teluk Bungus Padang saat memperingati Hari Nusantara yang ke-tujuh, Senin.
Hari Nusantara adalah hari untuk memperingati deklarasi Perdana Menteri Juanda pada 13 Desember 1957 yang menetapkan Indonesia sebagai negara kepulauan.
Pada acara yang turut dihadiri ibu Ani Yudhoyono, Wakil Ketua DPD Irman Gusman, dan Menko Polkam Widodo AS itu, Presiden menyatakan, pembentukan PDRI 1948 terpaksa dilakukan karena pemerintahan pada saat itu sudah tidak bisa melaksanakan tugasnya.
Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta tidak bisa melaksanakan tugasnya karena desakan Belanda," kata Yudhoyono.
Kesempatan ini, Presiden mengatakan, sekalipun Indonesia memiliki kekayaan laut yang melimpah seperti ikan, para nelayan masih termasuk kelompok miskin karena pemerintah dan masyarakat belum mampu memanfaatkan sumber daya kelautan.
"Jangan kita biarkan kekayaan laut justru dinikmati bangsa-bangsa lain," kata Presiden sambil mengingatkan bahwa masih banyak nelayan asing yang mencuri ikan di laut Indonesia.
Pada kesempatan itu Presiden juga memerintahkan aparat Departemen Perhubungan untuk meningkatkan pelayanan mereka karena masih banyak rakyat yang belum menikmati pelayaran yang nyaman.
"Kebakaran kapal di Pelabuhan Merak baru-baru ini harus kita jadikan pelajaran," kata Yudhoyono yang pada senin sore di Kota Padang akan meresmikan fasilitas embarkasi dan debarkasi haji di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006