Singapura (ANTARA News) - Seorang anak laki-laki Singapura yang berada di balik berita bohong (hoax) yang memicu munculnya kabar prematur mengenai kematian Lee Kuan Yew telah mendapat "peringatan serius", kata polisi setempat seperti dikutip AFP.
Sebuah pernyataan yang muncul dalam laman tiruan Kantor Perdana Menteri Singapura mengumumkan kematian Lee pada 18 Maret atau lima hari sebelum Lee dinyatakan wafat. Kabar ini dengan cepat menyebar ke media dan media sosial.
Polisi Singapura mengaku telah melakukan investigasi menyeluruh dalam kasus ini.
"Pelakunya adalah seorang pelajar laki-laki Singapura di bawah usia 16 tahun," kata polisi.
Nama remaja laki-laki ini tak bisa diungkapkan ke publik karena usianya yang masih muda.
"Setelah berkonsultasi dengan Kejaksaan Agung (AGC), polisi telah memberi dia peringatan sangat keras, sebagai ganti dari penuntutan," kata poisi Singapura.
Menurut AGC, anak itu hanya ingin pamer kepada teman-temannya bahwa mudah sekali menyebarkan kabar hoax, namun sayangnya hoax ini dengan cepat disebarluaskan ke orang-orang lainnya.
Akibat ulahnya ini media pro-pemerintah dan politisi dari Partai Aksi Rakyat (PAP) yang tengah berkuasa membanjiri media sosial untuk membantah rumor soal kematian Lee yang waktu itu sudah luas tersebar.
Lee Kuan Yee wafat pada 23 Maret lalu setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Singapura selama tujuh pekan karena radang paru-paru yang akut.
Lee yang telah mengubah Singapura menjadi titik penghubung keuangan global dan berkuasa dari 1959 sampai dengan 1990 itu, dikremasi pada 29 Maret, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015