Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) mesti berbicara dengan Suriah dan Iran mengenai pergolakan di Timur Tengah, kata mantan menteri luar negeri Colin Powell, Ahad.
Tetapi Powell, yang menjadi diplomat tinggi di Washington dari 2001 sampai 2005, mengatakan ia menduga komunikasi semacam itu takkan memiliki banyak pengaruh pada kerusuhan yang melanda Irak, dan menyebut keterlibatan Teheran dan Damaskus "marginal".
"Saya tak memiliki gambaran bahwa baik Suriah maupun Iran akan dapat membantu kami di Irak," kata Powell kepada stasiun televisi CBS.
"Saya juga sangat yakin bahwa sebagian besar apa yang terjadi di Irak berpangkal dari dalam negeri itu. Uang, sumber daya, senjata sudah ada di Irak," katanya.
Namun, Powell tak sependapat dengan penolakan Presiden AS George W Bush untuk berbicara dengan kedua negara tersebut, yang dituduhnya "menyulut kerusuhan" di Timur Tengah, terutama di Irak dan Lebanon.
"Saya kira anda harus berbicara dengan negara seperti Suriah," katanya. Ia mengenang pengalamannya sendiri berhubungan dengan Damaskus.
"Saya tak sependapat bahwa kita tidak melakukan pembicaraan dengan mereka," katanya.
Powell menyerukan kembali bahwa selama menjadi menteri luar negeri, ia melakukan dua perjalanan ke Damaskus, dan selama satu kunjungan ia berhasil menyampaikan permintaan kepada Presiden Bashar Al-Assad dari perdana menteri Israel Ariel Sharon untuk menghentikan serangan rudal ke Israel, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006