Kuala Lumpur (ANTARA News) - Mantan deputi perdana menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Minggu, mengatakan debat mengenai peranan Islam di negara tersebut telah memecah belah dan "mengkhawatirkan". Pernyataan itu menandai dirinya secara penuh kembali ke dunia politik. Komentar Anwar, yang juga mengatakan akan maju dalam pemilihan mendatang, muncul di tengah semakin meningkatnya ketegangan antara kelompok mayoritas Muslim Melayu dengan kelompok minoritas keturunan China dan India. "Hal yang mengkhawatirkan adalah kaum Muslim merasa posisi mereka dan kekuasaan mereka, termasuk pengadilan agama, telah terkikis," kata Anwar kepada reporter di sela forum cendekiawan dan aktivis Muslim. "Pihak non-Muslim merasa mereka telah dipinggirkan dan diperlakukan diskriminatif," katanya. Malaysia dianggap sebagai negara dengan mayoritas Muslim yang moderat. Namun, hubungan antar ras telah menegang dengan serangkaian kasus pengadilan kontroversial mengenai hak muslim dan non muslim serta soal kelompok mana yang mendapat preseden. Pemerintah telah melarang aktivis membahas hak-hak agama dan meminta media berhenti menebalkan berita yang berhubungan dengan masalah ras. "Kita telah sampai pada tahap di mana hal ini sudah dianggap tidak sehat," kata Anwar saat menjawab pertanyaan mengenai debat tentang perasaan adanya Islamisasi Malaysia. "Posisi perdana menteri serta pemerintah untuk menolak hak-hak kaum muslim...atau menolak diskursus publik secara terbuka mengenai persoalan itu...telah menambah keseluruhan masalah," katanya seperti dikutip AFP. Anwar (59), awalnya mendapat restu menjadi penerus mantan perdana menteri Mahathir Mohammad, sampai dia dicopot dan dipenjara akibat tuduhan sodomi dan korupsi pada 1998. Tuduhan sodomi telah gugur namun tuduhan korupsi masih berjalan, yang membuar Anwar tidak memenuhi syarat formal untuk memasuki politik hingga tahun 2008. Pemerintah harus melakukan pemilihan pada Maret 2009. Anwar telah menjelajahi Malaysia maupun luar negeri sejak dibebaskan dari penjara pada 2004, termasuk ke AS di mana dia menjadi profesor di Georgetown University. Namun, Anwar yang awal bulan ini pulang untuk menetap kembali di Malaysia, mengatakan dia telah menyelesaikan dinasnya dan mengumumkan kembali secara penuh ke dunia politik. Ketika ditanya apakah dia akan mengikuti pemilihan untuk menjadi anggota parlemen pada akhir 2008, dia membalas " tentu saja. Itu adalah hak saya, di mana dulu mereka gunakan pengadilan untuk menolak saya," Anwar sudah diangkat menjadi penasehat untuk oposisi Keadilan atau Partai Keadilan Rakyat, pimpinan istrinya, Wan Azizah Wan Ismail, yang mengatakan partai tersebut sudah siap mengikuti pemungutan suara. "Semangat sedang beserta kita, saya rasakan hal itu. Ini seperti 1999," kata Wan Azizah Wan Ismail kepada reporter, merujuk "reformasi" atau gerakan oposisi reformasi yang terjadi akibat pemenjaraan Anwar. Keadilan hanya menang satu kursi--wan Azizah, pada pemilihan lalu yang berlangsung Maret 2004, namun dia mengatakan partainya diharapkan memenangi lebih banyak kursi pada pemilihan berikutnya.(*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006