... masih bekerja untuk memastikan semua orang Jordania diungsikan...

Amman (ANTARA News) - Jordania mengungsikan hampir 300 warganya dari negara bergolak Yaman, tempatnya bergabung dengan sekutu pimpinan Saudi untuk melancarkan serangan udara terhadap pemberontak Syiah, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Yaman, Senin.

Juru bicara itu, Sabah al-Rafei, menyatakan, 130 orang Jordania pulang dari Yaman pada Senin dengan perjalanan darat dari negara tetangga Arab Saudi, sehingga keseluruhan jumlah yang mengungsi mencapai 287.

"Kami masih bekerja untuk memastikan semua orang Jordania diungsikan," kata Rafei seperti dikutip kantor berita Petra.

Pada hari ke-12 perang udara pimpinan Saudi, kian banyak negara berjuang mengeluarkan warganya dari negara semenanjung Arab tersebut.

Saksi di bandar udara Sana'a melaporkan, tiga pesawat India dan satu pesawat Rusia mendarat di ibu kota itu pada Senin untuk mengungsikan warga mereka.

Pada pekan lalu, China mengungsikan 225 orang dari 10 negara berbeda serta 449 warganya, dalam dua penerbangan terpisah.

Yaman, secara strategis terletak di dekat jalur utama pelayaran dan berbatasan Arab Saudi kaya minyak, kian tenggelam dalam perang saudara banyak pihak sejak pemberontak Syiah Huthi menguasai banyak wilayah negara itu dan menantang kewenangan pemerintah pusat.

Dewan Keamanan PBB pada pekan lalu menyampaikan keprihatinan mengenai keadaan kemanusiaan di Yaman, yang dilanda kekacauan kian meningkat dalam beberapa pekan belakangan.

Badan dunia itu sedang merancang resolusi usulan Rusia, kata presiden Dewan Keamanan kepada wartawan di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.

Duta Besar Jordania untuk PBB, Dina Kawar, presiden dewan dengan 15 anggota tersebut untuk April, setelah pertemuan tertutup lebih dari satu jam menyatakan kepada wartawan bahwa anggota Dewan Keamanan berencana melanjutkan pertemuan dengan anggota Dewan Kerja Sama Teluk pada akhir pekan.

"Kami harap pada Senin dapat menghasilkan sesuatu," kata Kawar pada akhir pertemuan Dewan Keamanan PBB, yang diadakan atas permintaan Rusia.

Pertemuan tanpa jadwal tersebut adalah yang kedua diadakan Dewan Keamanan PBB mengenai Yaman dalam dua pekan belakangan. Pada 22 Maret, badan dunia itu menyerukan pertemuan darurat guna membahas keadaan di Yaman.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015