Lalu urusan wakil kapolri, kami serahkan pada internal Polri dan kita fokus memilih kapolri"
Jakarta (ANTARA News) - Tim Independen atau yang dikenal dengan Tim Sembilan menghadapkan DPR RI segera menetapkan penjabat kapolri sebagai tindaklanjut hasil pertemuan antara DPR dengan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Konsultasi pada Senin (6/4).
"Khusus terkait Polri, kami harap apa yang sudah dibicarakan dengan Presiden Jokowi ditindak lanjuti karena kita butuh kepastian kapolri," kata anggota Tim Independen Jimly Asshiddiqie di Gedung Nusantara III di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakan Jimly usai pertemuan antara Tim Independen dengan Pimpinan DPR RI.
Jimly mengatakan bahwa jangan sampai prosedur formal diutamakan namun kebutuhan kapolri tertunda untuk dipilih. Dia berharap sesuai peraturan perundang-undangan, dalam 20 hari kerja, DPR RI sudah mendapatkan kapolri baru.
"Lalu urusan wakil kapolri, kami serahkan pada internal Polri dan kita fokus memilih kapolri," ujarnya.
Menurut dia, ada pandangan lain yang dapat menjadi pertimbangan DPR yaitu melihat situasi kebangsaan yaitu persepsi masyarakat pada penegak hukum dan kebutuhan membangun kepercayaan rakyat kepada institusi KPK dan Polri.
Menurut dia, pilihan-pilihan yang ada harus bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat tersebut.
"Kalau posisi wakil kapolri dikosongkan pun tidak masalah namun secara formal saat ini fokus mencari sosok kapolri," katanya.
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan bahwa pemimpin DPR mendapat masukan tentang Polri, KPK dan KUHP.
Dia mengatakan, DPR RI akan menindak lanjuti soal kapolri sesuai mekanisme yang berlaku yaitu dibawa ke Rapat Paripurna.
"Nanti di Rapat Paripurna akan diserahkan ke Komisi III DPR RI lalu dibawa ke Rapat Paripurna kembali untuk disetujui," katanya.
Dalam pertemuan itu pemimpin DPR RI yang hadir Ketua DPR RI Setya Novanto didampingi Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dan Taufik Kurniawan, Ketua Komisi III DPR RI Aziz Syamsuddin, dan Ketua BURT DPR RI Roem Kono.
Sementara dari Tim Independen yang hadir adalah Jimly Asshiddiqie, Bambang Widodo Umar, Hikmahanto Juwana, Oegroseno, dan Imam Prasodjo.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015