Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan dolar AS cenderung melemah setelah data tenaga kerja non-pertanian serta impor Amerika Serikat menunjukkan perlambatan Maret lalu.
"Jika data ekonomi AS yang melambat terus berlanjut dalam beberapa minggu ke depan, maka momentum rupiah untuk menguat dan bertahan di bawah Rp13.000 per dolar AS cukup terbuka," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan, dolar AS berpotensi menguat lagi seiring dengan menguatnya ekspektasi terkait rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat tahun ini.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan penguatan rupiah juga didukung oleh pergerakan mata uang kawasan Asia yang berada di area positif.
"Masih adanya kecenderungan pelemahan dolar AS di eksternal dapat memberikan kesempatan bagi rupiah untuk melanjutkan kenaikan," katanya.
Ia mengemukakan bahwa laju pergerakan nilai tukar yen Jepang dan yuan Tiongkok juga cenderung positif menyusul ekspektasi perbaikan ekonomi di negara-negara itu.
"Pekan ini pergerakan rupiah akan dipengaruhi rilis data tenaga kerja AS," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015