Baghdad (ANTARA News) - Sebanyak 14 orang tewas pada Minggu (5/4) dalam serangan udara terhadap anggota ISIS dan serangan sporadis di seluruh Irak, kata beberapa sumber keamanan.
Di Provinsi Salahudin, pesawat Irak melancarkan serangan udara terhadap posisi ISIS di daerah gurun di sebelah barat Kota Samarra, sehingga menewaskan enam petempur ISIS serta menghancurkan tiga kendaraan mereka, kata satu sumber keamanan provinsi yang tak ingin disebutkan jatidirinya kepada Xinhua.
Sementara itu, Khaled Tahir Ar-Rifaie, Profesor kajian Islam Sunni di Universitas Tikrit, dipukuli hingga tewas dan putranya menderita luka serius ketika anggota milisi Syiah menyerbu rumah mereka di Kabupaten Al-Qadsiyah di sebelah utara Kota Tikrit, sebanyak 170 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, kata sumber tersebut.
Keluarga Ar-Rifaie adalah salah satu dari sedikit keluarga yang masih tinggal di rumah mereka di Tikrit selama kehadiran anggota ISIS dan bahkan setelah pasukan keamanan Irak melarikan diri dari kota itu, tambah sumber tersebut, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Masih di Tikrit, Brigade Hizbullah akhirnya mundur pada sore hari dari kota itu, setelah dua hari instruksi Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi bagi milisi Syiah itu, yang dikenal dengan nama Hashid Shaabi, atau Mobilisasi Rakyat, agar keluar dari kota tersebut.
Al-Abadi, yang juga adalah Panglima Angkatan Bersenjata Irak, mengatakan di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya pada Jumat malam (3/4) bahwa ia mengeluarkan perintah kepada pasukan keamanan untuk menangkap siapa saja "yang melanggar hukum" di Tikrit.
Menurut pernyataan itu, perdana menteri Irak tersebut memerintahkan pasukan keamanan agar menjaga harta dan instalasi umum di Tikrit, sementara politisi Sunni melaporkan penjarahan dan pembakaran telah terjadi di kota tersebut oleh anggota milisi Syiah dalam waktu beberapa jam setelah Pemerintah Irak pada Rabu (1/4) mengumumkan pasukan keamanan telah merebut kembali Kota Muslim Sunni itu dari gerilyawan ISIS.
Provinsi Salahudin telah menjadi ajang serangan terbesar di Irak sejak 2 Maret, yang melibatkan sebanyak 30.000 prajurit Irak dan ribuan anggota milisi Sunni dan Syiah yang bersekutu. Tujuan operasi tersebut ialah merebut kembali bagian utara provinsi itu, termasuk Tikrit dan desa serta kota kecil penting lain, dari anggota IS.
Di Baghdad, empat polisi tewas dan satu lagi cedera ketika beberapa pria bersenjata melepaskan tembakan ke satu kendaraan polisi saat kendaraan tersebut melaju di Jalan Al-Qanat di bagian timur ibu kota Irak itu, kata satu Kementerian Dalam Negeri kepada Xinhua.
Dalam kejadian terpisah, tiga orang tewas dan 11 orang lagi cedera, termasuk lima polisi, dalam serangan roket dan mortir oleh anggota ISIS terhadap Kota Kecil Ameriyat Al-Fallujah, sekitar 40 kilometer di sebelah barat Baghdad, kata satu sumber keamanan lokal.
Banyak bagian provinsi itu telah dikuasai ISIS sejak Juni 2014, setelah bentrokan berdarah berkecamuk antara pasukan keamanan Irak dan kelompok fanatik tersebut.
Kondisi keamanan di Irak telah memburuk secara drastis sejak 10 Juni tahun lalu, ketika bentrokan berdarah meletus antara personel pasukan keamanan Irak dan anggota ISIS.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015