Jakarta (ANTARA News) - PT. Garuda Indonesia (Garuda) mengumumkan telah melaksanakan pertemuan dengan kreditur, khususnya para pemegang surat berharga (Floating Rate Notes/FRN) di Singapura, Jumat (15/12). "Selain menyampaikan perkembangan kinerja keuangan dan operasional, kami juga laporkan rencana atau prinsip-prinsip restrukturisasi hutang yang akan dilaksanakan," kata Dirut Garuda Emirsyah Satar dalam siaran pers di Jakarta, Minggu. Sejalan dengan restrukturisasi utang yang (akan) dilaksanakan, hingga saat ini Garuda secara konsisten terus melaksanakan pembayaran bunga atas hutang, termasuk pembayaran penuh kepada para lessor pesawat, termasuk lessor pesawat A-330. "Pemerintah sendiri telah menyetujui langkah restrukturisasi utang Garuda untuk memperkuat kondisi keuangannya dengan mengurangi beban hutang," katanya. Salah satunya adalah membagi (mengelompokkan) utang dalam kategori dijamin (secured) dan tidak dijamin (unsecured). Utang dijamin dimaksudkan akan direstrukturisasi dengan profil pembayaran secara komersial, sedangkan tidak dijamin akan dibeli kembali dengan diskon melalui mekanisme lelang, direstrukturisasi dengan perpanjangan waktu, atau dikonversi menjadi penyertaan modal (ekuiti). "Garuda hanya akan mengoperasikan pesawat, simulator, dan asset-asset lain yang menguntungkan. Karena itu, hutang-hutang yang terkait asset Garuda, harus merefleksikan nilai pasar serta sesuai dengan tingkat harga pasar yang berlaku," kata Emirsyah. Perkembangan restrukturisasi Menurut Emirsyah, sejumlah perkembangan restrukturisasi utang kepada para kreditur antara lain persetujuan pemerintah untuk konversi utang Garuda ke PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II sekitar 36 juta dolar AS menjadi penyertaan modal. "DPR juga setuju memberi bantuan dana Pemerintah ke Garuda sebesar Rp1 triliun dalam dua tahun untuk mendukung kegiatan operasional atau tidak untuk bayar utang," tegasnya. Pemerintah juga telah menegaskan tidak akan memberikan jaminan kepada para kreditor Garuda. "Pemerintah juga setuju perpanjangan konversi surat berharga senilai Rp168.409.087.446,40,- dan 80.000.000 dolar AS (keseluruhan senilai sekitar 98,5 juta dolar AS) yang dikeluarkan Garuda kepada Bank Mandiri untuk periode dua tahun ke depan, yaitu pada November 2008," katanya. Kondisi keuangan Garuda hingga November 2006 yang belum diaudit adalah masih merugi Rp309 miliar dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp672 miliar. Sedangkan total pendapatan mencapai Rp9.804 miliar atau menurun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp10.000 miliar, total biaya operasi Rp10.466 miliar atau lebih kecil dari tahun lalu Rp10.764 miliar. Rugi operasi Rp663 miliar atau menurun dibanding tahun lalu Rp764 miliar, other income/expenses Rp352 miliar atau jauh lebih besar dari tahun lalu Rp93 miliar, sehingga rugi sebelum pajak tahun ini Rp311 miliar dan tahun lalu Rp672 miliar. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006