Ketua Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Tirto Tinoto, Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban Kasadi, Minggu, di Tuban, mengatakan, banjir luapan Bengawan Solo mulai menenggelamkan tanaman padi di Desa Karantinoto, Sawahan, Ngadirejo, Kanorejo dan Sawahan, sejak sehari lalu.
Di Desa Karantinoto, lanjut dia, tanaman padi yang terendam air banjir seluas 250 hektare, yang sebagian besar sudah berbuah dengan usia sekitar 70 hari.
"Di desa-desa lainnya hanya sebagian kecil petani yang menanam padi, sebab daerahnya rendah," ucapnya.
Ia menjelaskan tanaman yang sudah berbuah kalau terendam air banjir terlalu lama, kualitasnya akan menurun bahkan bisa gagal panen.
"Kalau genangan banjir berlangsung lama jelas tanaman padi daerah kami akan gagal panen," tandasnya.
Oleh karena itu, menurut dia, sebagian petani di Desa Karangtinoto, ada yang memanen paksa tanaman padinya dengan risiko produksi dan kualitasnya menurun.
"Seperti tanaman padi milik Sutijan yang luasnya sekitar satu hektare, dipanen paksa, padahal normalnya masih 10 hari lagi," paparnya.
Selain merendam tanaman padi, genangan banjir luapan Bengawan Solo, juga merendam jalan desa di sejumlah lokasi. Meski demikian, kendaraan bermotor masih bisa lewat, karena genangan air banjir di jalan raya maksimal hanya sekitar 30 centimeter.
Seorang warga di Kecamatan Kanor, Bojonegoro Nurcholis, menjelaskan sejumlah petani di Desa Piyak, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, yang tanaman padinya terendam air banjir juga dipanen paksa.
Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, tanaman padi di Desa Piyak, Semambung, Cangaan dan Kabalan, Kecamatan Kanor, yang terendam air banjir seluas 48 hektare.
Selain itu, genanan air banjir juga merendam tanaman padi sejumlah di desa di Kecamatan Baureno, Dander dan Trucuk.
"Tanaman padi di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo di Bojonegoro sebagian besar sudah dipanen, sehingga selamat dari banjir," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, menambahkan.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015