Jawaban Jerman saat ini tengah dikaji."
Brussels (ANTARA News) - Badan Pengatur Kebijakan Eropa menemukan beberapa masalah dalam otoritas penerbangan Jerman berkaitan dengan kajian rutin mengenai penegakan keselamatan udara, demikian laporan Komisi Eropa, Sabtu (4/4).
Pernyataan tersebut tidak menjelaskan waktu pelaksanaan kajian, namun harian Wall Street Journal memberitakan, Komisi Eropa pada November memperingatkan kepada pihak Jerman "untuk memperbaiki masalah-masalah lama itu".
Peringatan itu berlangsung beberapa bulan sebelum jatuhnya pesawat Germanwings pekan lalu yang menewaskan 150 penumpang dan awaknya.
WSJ mengutip dua sumber terkait masalah tersebut yang mengatakan, para pejabat Uni Eropa menemukan bahwa otoritas penerbangan Jerman (Luftfahrtbundesamt/LBA) mengalami kekurangan staf sehingga mengurangi kemampuannya untuk menjalankan pengecekan pesawat maupun awak kabin.
Pemeriksaan awak kabin penerbangan menjadi sorotan setelah maskapai penerbangan murah Germanwings jatuh di pegunungan Alpen, Prancis. Menurut jaksa penuntut Prancis, diduga kuat ko-pilot Andreas Lubitz sengaja menjatuhkan pesawat tersebut.
"Berdasar rekomendasi EASA (Badan Keselamatan Penerbangan Eropa), Komisi telah meminta Jerman untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Jawaban Jerman saat ini tengah dikaji," kata jurubicara Komisi Eropa dalam pernyataannya.
Ia menimpali, "Semua negara anggota UE mempunyai temuan dan ini adalah hal yang wajar dan rutin dilakukan. Ini adalah bagian dari sistem pemantauan berkelanjutan: temuan diikuti dengan akti perbaikan, sama seperti proses audit."
Jurubicara Komisi Eropa dalam keterangan itu tidak menyebutkan hasil temuan EASA untuk Jerman.
Seorang jurubicara LBA mengumumkan, audit EASA terhadap otoritas penerbangan nasional, seperti LBA dilakukan beberapa kali dalam setahun.
Ia mengatakan, LBA telah menjawab sejumlah kritikan dalam audit dan jawaban-jawaban mereka saat ini tengah dikaji oleh EASA.
Adapun maskapai induk Lufthansa mengatakan, ko-pilot Lubitz memberitahu para petugas di sekolah pelatihan penerbangan bahwa ia telah melalui satu periode depresi akut di masa lalu.
Hal itu sontak menimbulkan pertanyaan publik, apakah cek kesehatan kru yang dilakukan oleh pengatur keselamatan udara serta pihak maskapai penerbangan sudah cukup memadai?
LBA mengatakan kepada harian Jerman Welt am Sonntag, mereka sama sekali tidak mempunyai informasi mengenai latar belakang medis Lubitz sampai terjadinya kecelakaan Germanwings.
Seorang jurubicara LBA yang dihubungi Reuters tidak memberikan komentar atas berita tersebut.
Adapun Otoritas Penerbangan Prancis BEA mengatakan, penyelidikan mengenai jatuhnya pesawat Germanwings akan ditujukan pada "kelemahan sistemik" yang kemungkinan menyebabkan kecelakaan, termasuk profil psikologi.
Wall Street Journal memberitakan pula, belum jelas apakah kelemahan pada LBA yang telah diidentifikasi menjadi faktor penyebab kecelakaan.
(Uu.G003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015