Jakarta (ANTARA News) - Tiga tokoh perempuan dalam film "Bulan di Atas Perempuan" mengutarakan pandangan mereka tentang tokoh laki-laki yang merantau ke Jakarta untuk mengubah nasib.
Emak (Mutiara Sani) merelakan anak lelakinya Sahat meninggalkan Samosir untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan cita-citanya sebagai penulis.
"Tapi, toh, kau tahu aku mengizinkanmu dengan memintamu ziarah ke makam Opungmu," kata Emak menahan sedihnya.
Keinginan Mona (Atiqah Hasiholan) untuk menerbitkan novel Sahat berbentuk dengan kehendak ayahnya, pengacara kondang di ibukota.
"Hidupku mudah, hidupku mewah tapi hidupku resah," keluh Mona kepada Sahat.
Minar (Ria Irawan) percaya bahwa ia dan suaminya Sabar, teman sekampung Sahat, akan hidup bahagia suatu saat nanti.
Ia pun tak bisa menolak untuk menampung Sahat dan Tigor di Jakarta meski rumahnya tidak cukup lagi.
Pembacaan dramatis, dramatic reading, "Bulan di Atas Kuburan" ini menonjolkan bagaimana tokoh perempuan memandang tokoh laki-laki dalam film.
Minar misalnya, dengan gaya lucu khas Ria Irawan, setengah menyindir ia akan tetap bahagia dan percaya pada Sabar meski kata-katanya bualan belaka.
Dramatic reading ini merupakan salah satu cara mengapresiasi film buatan ulang "Bulan di Atas Kuburan" karya sutradara Edo WF Sitanggang.
Film pertama dibuat pada 1973 oleh Asrul Sani, terinspirasi dari puisi Sitor Situmorang yang berjudul "Malam Lebaran".
Dalam film tersebut, tokoh Sahat, Sabar dan Tigor masing-masing diperankan oleh Rio Dewanto, Tio Pakusadewo dan Donny Alamsyah.
Mengangkat tema yang sama dengan pendekatan isu masa kini, film "Bulan di Atas Kuburan" akan tayang di bioskop pada 16 April 2015.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015