Warga setempat, Kardi, mengatakan, ketinggian air Bengawan Madiun sudah meningkat sejak Sabtu dini hari. Diperkirakan wilayah Ponorogo dan Madiun hujan deras semalaman sehingga debit air sungai tersebut naik signifikan.
"Air sungai mulai meluap ke jalan dan persawahan pada dini hari tadi dan terus meluas hingga masuk rumah pada pagi tadi. Warga sudah berjaga-jaga sejak semalam," ujar Kardi kepada wartawan.
Menurut dia, ketinggian air di jalanan desa mencapai 40 hingga 50 centimeter. Sedangkan di dalam rumah mencapai 30 cm. Diperkirakan, terdapat 40 rumah warga di Desa Waruk Tengah yang terendam banjir.
Meski air telah masuk ke dalam rumah, warga memilih bertahan di rumah masing-masing. Mereka belum bersedia mengungsi karena menilai banjir akan surut pada sore nanti.
Selain itu, perangkat desa setempat juga belum meminta warga untuk mengungsi ke tempat saudara ataupun kantor desa yang dianggap kering dan aman.
"Masih di rumah saja sambil menjaga perabotan rumah tangga untuk disimpan di tempat yang lebih tinggi. Jaga-jaga jika air tambah tinggi," kata warga lainnya, Warti.
BPBD Kabupaten Ngawi mencatat, selain Bengawan Madiun yang meluap, Bengawan Solo yang melintasi daerah Kabupaten Ngawi debit airnya juga meningkat.
Hasil pantauan petugas BPBD setempat, ketinggian air di Bengawan Solo telah mencapai 6,70 meter. Diperkirakan, ketinggian tersebut akan meningkat sekitar 5-10 cm setiap jamnya akibat tingginya curah hujan.
Dengan kondisi naiknya debit air Sungai Bengawan Madiun dan Berngawan Solo tersebut, dimungkinkan banjir ringan akan melanda lima kecamatan di Kabupaten Ngawi yang masuk daerah rawan banjir. Yakni, Kecamatan Kwadungan, Padas, Pangkur, Geneng, dan Paron.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/Louis Rika
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015