Nairobi (ANTARA News) - Jumlah korban tewas akibat serangan atas satu universitas Kenya bertambah menjadi 148 orang, kata Menteri Dalam Negeri Kenya Joseph Nkaissery pada Jumat saat menyatakan upaya menemukan jasad berakhir.
Empat orang bersenjata dari kelompok keras Somalia Shebab juga tewas.
"Kami menghentikan gerakan sesudah menyisir seluruh universitas. Semua jenazah sudah diambil dari tempat kejadian itu dan dibawa ke Nairobi," kata Nkaissery kepada wartawan, setelah tiba kembali di ibu kota itu dari Garissa.
"Ini saat sangat menyedihkan bagi kita sebagai negara dan saya minta tenang dan kerja sama penuh dengan petugas keamanan untuk mengamankan Kenya," tambahnya.
Korban tewas dalam serangan pegaris keras Somalia atas universitas Kenya cenderung naik melebihi 147, kata sumber pemerintah dan media pada Jumat, dengan warga setempat marah atas kegagalan pemerintah mencegah pertumpahan darah itu.
Dengan peledak melekat di tubuh, kelompok bertopeng bersenjata Al Shabaab menyerbu kampus Garissa University, sekitar 200 kilometer dari perbatasan Somalia, dalam serangan menjelang fajar Kamis.
Dengan melemparkan granat dan memuntahkan peluru ke arah mahasiswa, penyerang semula membunuh tanpa pandang bulu. Tapi, mereka kemudian membebaskan beberapa Muslim dan menyasar mahasiswa Kristen selama pengepungan sekitar 15 jam.
Kemarahan atas pembantaian itu diperparah kenyataan bahwa ada peringatan pada pekan lalu bahwa serangan terhadap universitas terjadi dalam waktu dekat. Penduduk setempat menuduh pemerintah melakukan sedikit untuk meningkatkan keamanan di wilayah sedikit maju itu.
"Kelemahan pemerintahlah yang membuat hal tersebut terjadi. Untuk sesuatu seperti ini terjadi, desas-desus tidak dapat diterima," kata Mohamed Salat, 47, pengusaha Kenya Somalia.
Pejabat menyatakan hampir 150 orang tewas, dengan sedikit 79 orang luka, banyak yang gawat. Tapi, dengan sejumlah mahasiswa dan karyawan masih hilang, korban mungkin bertambah.
"Ya, ada kemungkinan angka naik," kata sumber pemerintah, yang berurusan dengan serangan tersebut.
Koran terlaris Kenya "Daily Nation", mengutip keterangan sumber, menyatakan jumlah korban tewas akan jauh lebih tinggi.
(Uu.B002/M016)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015